Dunia Remaja Masa Kini, Makin Ngeri !
Oleh : Ferrina Mustika Dewi
(Penggiat Dakwah Remaja )
LenSa MediaNews__ Kelakuan remaja zaman sekarang makin ke sini, makin ke sana. Ada saja kelakuan remaja yang di luar nalar. Dari melakukan pencurian sampai berkelahi dan disiarkan live di sosial media. Gimana enggak bikin kesal ? Perlakuan mereka semakin mengkhawatirkan.
Seperti yang terjadi di Bekasi, tanggal 7 Juni 2024 lalu. Siswi SMP berinisial FN, berumur 14 tahun mengalami luka-luka karena dikeroyok oleh temannya sendiri. Pengeroyokan terjadi di Lapangan Poris, Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Peristiwa pengeroyokan ini pun viral melalui video yang beredar. Tampak enam remaja putri berkelahi di sebuah lapangan. Salah satu diantara mereka menjadi bulan-bulanan teman yang lainnya. Pemicunya karena kesalahpahaman dari gosip yang beredar sampai membuat pelaku marah (metro.tempo.co, 13-6-24). See ? Remaja saat ini sangat mudah tersulut emosinya. Salah paham sedikit, langsung main pukul.
Ada lagi nih, kelakuan remaja yang ketahuan mencuri. Dua remaja mencuri mesin roda pembajak sawah di Kampung Telar, Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, yang terekam CCTV. Dari rekaman CCTV tersebut, dua remaja masuk ke halaman rumah warga. Mereka menuju tempat mesing roda pembajak sawah yang terparkir di halaman rumah pemiliknya. Kedua remaja itu mendorong mesin pembajak sawah tersebut keluar halaman rumah warga (poskota.co.id, 14-6-2024).
Kenapa ya remaja tidak dapat mengontrol emosi dan hasratnya? Perhatian dari pemerintah yang kurang, serta peran orang tua dan pendidik yang tidak menanamkan nilai-nilai tauhid menjadi faktor utama masalah remaja saat ini. Sayangnya, negara sama sekali tidak memprioritaskan, bahkan cenderung abai pada generasi penerus bangsa ini. Miris banget, kan ?
Guys, kalian harus tahu, Islam sebagai agama paripurna sudah menyediakan solusi untuk keluarga. Faktor lingkungan sangat erat kaitannya dengan sistem kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Sistem kehidupan yang kapitalistik ini, justru menumbuhkan sikap egois pada remaja. Karena sangat mengagungkan materi, kebebasan (free will), serta memisahkan dunia dengan akhirat (sekuler). Akibatnya, anak akan bertindak semaunya, tanpa ada rasa takut adanya balasan di akhirat. Ketika ia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik tersebut.
Selain itu, Islam juga menaruh perhatian yang besar pada kehidupan generasi muda. Contoh dari hasil pendidikan pada masa kejayaan Islam, seperti Abdurrahman an-Nashir dari Kekhalifahan Bani Umayyah yang menjadi pemimpin pada usia 22 tahun. Ada juga, sosok Muhammad al-Fatih, Umar bin Abdul al-Aziz, dan Salahuddin al-Ayyubi yang namanya begitu tersohor dan menjadi perhatian dunia, karena keistimewaan mereka di masa mudanya.
Pendidikan dalam sistem Islam pun memadukan tiga peran sentral yang mempengaruhi proses perkembangan generasi. Ada keluarga, masyarakat, dan paling penting peran negara. Negara wajib menyediakan layanan pendidikan, mulai dari kurikulum berbasis akidah Islam, sampai sarana yang memadai dari Negara. Pengawasan sosial dengan pengawasan atas penyelenggaraan sistem Islam secara menyeluruh pun dilakukan oleh negara (muslimahnews.net, 22-4-2024).
Terbayang, kan, terjaminnya kehidupan remaja di bawah sistem Islam. Ada peran keluarga sampai negara yang mendidik generasi pemuda. Sistem pendidikan berbasis Islam tentu akan menghasilkan generasi yang senantiasa tertanam pada dirinya untuk berbuat kebaikan. Allah Swt. berfirman, “Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash: 77).[]
Wallahu a’lam.