Tontonan Pengaruhi Moral

Oleh: Ika Amalia

 

LensaMediaNews- Setelah peresmian Hari Dilan pada 24 Februari 2019, kini kembali tayang film Dua Garis Biru. Tayang perdana secara serentak di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 11 Juli 2019. Film yang dibintangi oleh Zara JKT48 (sebagai Dara Yunika) dan Angga Yunanda (sebagai Bima) ini menceritakan kisah cinta di masa SMA.

Tontonan ini menuai kontroversi di kalangan masyarakat sebab dianggap tidak layak ditonton. Banyak yang menganggap film ini akan memicu perzinaan di kalangan remaja. Apalagi jika para remaja tidak memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat, pasti akan merusak generasi muda.

“Beberapa scene di trailer menunjukkan proses pacaran sepasang remaja yang melampaui batas, terlebih ketika menunjukkan adegan berduaan dalam kamar yang menjadi rutinitas mereka. Scene tersebut tentu tidak layak dipertontonkan pada generasi muda. Padahal tontonan dapat mempengaruhi manusia untuk meniru apa-apa yang mereka tonton.

Sistem demokrasi dengan asas kebebasannya menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya permasalahan moral. Secara bebas tontonan yang tidak layak ditonton selalu disuguhkan kepada generasi bangsa. Tidak hanya di bioskop, channel-channel televisi juga banyak menampilkan tontonan yang tidak layak. Padahal pengguna televisi bukan hanya remaja namun anak usia dini. Hasilnya kita temukan banyak kasus pelecehan seksual terjadi di anak usia dini atau anak usia dini yang terangsang syahwatnya dan menyalurkannya.

Berbeda dengan Islam. Islam mengatur pola hubungan antara pria dan wanita serta memisahkan keduanya sesuai dengan syariat yang berlaku. Seperti yang telah diriwayatkan dalam sebuah hadits “Jauhilah berkhalwat dengan perempuan. Demi (Allah) yang diriku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah berkhalwat seorang laki-laki dengan seorang perempuan kecuali syetan akan masuk di antara keduanya” (HR. al- Thabrani).

Jelaslah, bahwa dalam Islam untuk berkhalwat (berduaan) antar wanita dan pria bukan mahram saja dilarang. Apalagi jika diekspos dalam bentuk tontonan, jelas ini akan semakin menimbulkan kerusakan lebih banyak lagi.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya segala tontonan yang dapat menjerumuskan kepada hal-hal negatif tidak ditayangkan di negara ini. Bukan hanya film Dua Garis Biru saja, melainkan seluruh film yang dapat merusak moral generasi muda. Ingat! Bahwa kemajuan suatu negara ada pada manusianya. Mustahil jika ingin menjadi negara emas, namun generasi muda masih sering disuguhkan tontonan yang dapat merusak manusia itu sendiri. Negaralah yang berperan penting untuk melakukan filterisasi seluruh tontonan yang layak bagi rakyat. Negara harus mampu membatasi tayangan. Namun, jika berharap pada sistem demokrasi sepertinya sulit untuk bisa dilakukan. Sebab sistem demokrasi memberikan kebebasan kepada rakyat. Untuk itu, kita hanya butuh kepada pengaturan Islam dalam kehidupan dengan sistem Khilafah Islamiyah.

 

[LS/LNr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis