Gen Z Nganggur, Negara Gagal Ciptakan Lapangan Kerja
LenSa Media News–Keterbatasan jumlah lapangan kerja di Indonesia terus menjadi perhatian. Baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 10 juta gen-Z, yang sekarang memasuki usia produktif, masih menganggur.
Lebih jelasnya, ada 22,25% dari total 44,47 juta anak muda usia 15-24 tahun yang belum bekerja. Gen Z sering dinarasikan sebagai generasi muda produktif, energik, kreatif, adaptif dan melek teknologi di tengah era digitalisasi saat ini. Dikutip dari Kumparan, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyatakan bahwa hal ini karena Missmatch antara jumlah tenaga kerja dan kebutuhan pasar, sehingga sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak sesuai dengan jenis lapangan pekerjaan.
Hal ini bukan menjadi beban satu generasi. Karena masalahnya ada pada ketidakmampuan sistem menyediakan lapangan pekerjaan. Data dari Sakernas BPS menyebutkan bahwa setiap tahun, sejak tahun 2019 penciptaan dan penyerapan lapangan pekerjaan dari sektor informal terus menurun. Sementara pemerintah kurang mempelajari pangsa pasar pekerja informal jauh lebih banyak karena era digitalisasi dianggap lebih menjanjikan. Akhirnya generasi Z mencoba peruntungan lain.
Penyediaan lapangan pekerjaan sudah semestinya merupakan tugas pemerintah yang mana dipercaya untuk mengelola sebesar-besarnya sumber daya alam yang berlimpah. Tentu seharusnya akan menghasilkan jumlah lapangan pekerjaan yang lebih besar. Namun kondisi yang berbalik dengan memberikan peluang kepada swasta asing untuk kesempatan berinvestasi dan menguasai sumber daya alam. Alhasil generasi muda hanya menjadi penonton di negeri sendiri.
Berbeda dalam Islam yang menjadikan pengelolaan sumber daya alam sebagai kepemilikan umum. Pengelolaan secara amanah yang akhirnya memberikan output besar kepada generasi muda dengan membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu gebrakan di bidang pendidikan terus dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan pasar. Dengan sumber daya manusia yang ada, memberikan jaminan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Sehingga generasi Z yang memiliki kreatifitas tinggi akan terus didukung. Sofya Ummu Athallah. [LM/IF/ry]