Keterkaitan Muslimah Dengan Dakwah politik 

Oleh:Ida Lum’ah

Aktifis Muslimah Peduli generasi dan Peradaban

 

LenSa Media News–Ideologi Kapitalisme-demokrasi menjadi pangkal penderitaan umat manusia terutama  wanita dan generasi. Hadirnya sistem yang mensejahterakan dan berlaku adil pada era kehidupan saat ini sangatlah dibutuhkan yaitu sistem khilafah.  Dakwah politik Islam untuk muslimah adalah pilihan terbaik untuk perubahan.

 

Kondisi Muslimah yang masih Terjajah

 

Para muslimah tidak menyadari masuk kedalam perangkap penjajah kapitalisme. Sehingga hakikat mengubah pemahaman, keyakinan, standarisasi, perempuan di dunia terutama para muslimah mengikuti narasi para penjajah.

 

Hingga para muslimah ikut serta memperjuangkan penjajahan kapitalisme. Sehingga sangat penting untuk membalik narasi sesat kesetaraan gender dan pemahaman, keyakinan, standart para penjajah yang sudah terbangun  dan menguatkan narasi Islam politik.

 

Pentingmya Dakwah Politik Perempuan

 

Dakwah politik perempuan muslimah,  bertujuan untuk mengembalikan fungsi perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Agar terwujud generasi yang cemerlang , pemimpin peradaban Islam.  Untuk itu dakwah bagi perempuan berada pada posisi yang sangat strategis, dimana masa depan dakwah Islam ditentukan upaya yang sangat besar bagi para muslimah serta kualitas para muslimah dalam menyusuri jalan dakwah politik hari ini.

 

Allah Swt. berfirman yang artinya, “ Orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah berbuat munkar, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya , mereka akan diberi raahmat oleh Allah sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (TQS at-Taubah:71).

 

Yang sangat mendasar dan harus difahami bagi muslimah mengapa  harus terjun dalam dakwah politik? Sebab ini adalah kewajiban. Dibutuhkan adanya kesadaran akan kewajiban dakwah yang bisa melumpuhkan narasi kesetaraan gender yang digaungkan rezim global.

 

Untuk itu para muslimah ketika melakukan dakwah politik Islam harus berada pada metode dakwah Rasulullah saw. Dan juga memberikan pengorbanan dan penyerahan diri secara total untuk sang pencipta alam Allah Swt. demi meraih rida Ilahi.

 

Keberhasilan Dakwah Rasul

 

Sejarah perubahan yang agung tanpa adanya kekerasan yaitu perubahan dari sistem jahiliyah Arab ke sistem Islam di Yatsrib (Madinah). Dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw dengan para sahabat. Saat itu terbangun masyarakat yang beraneka ragam suku, agama, para pemimpinnya yang sangat senang menyambut perubahan sistem baru, yaitu sistem Islam, tanpa ada kekerasan dan penjajahan.  Luar biasa!

 

Jika dibandingkan perubahan sistem sekuler yang dipimpin Mustafa Kamal at-Taturk di negara turki pada akhir Kekhilafah Ustmani. Perubahan sistem yang kejam, mengerikan, bengis, penuh kejahatan. Ribuan penduduk Turki yang tidak menerima sistem sekuler dimasukkan penjara. Para muslimah dipaksa melepaskan jilbabnya.

 

Saat ini diterapkannya sistem demokrasi-sekuler para perempuan dan anak-anak menderita, terkoyak-koyak kondisi mereka di uighur, Rohingya, Palestina, Afganistan, Suriah, dan lainnya.

 

Untuk itu perubahan paling baik dengan menggunakan perubahan Islam yang menggunakan metode dakwah Rasululah saw yang jelas akan mengulangi keberhasilan sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw.

 

Pada tahun ke-12H serombongan haji yang berasal dari Yatsrib pergi ke Mekkah sejumlah 75 orang. Diantaranya dua permpuan yaitu Nasibah binti Kaab Ummi Imarah dan Asma’ binti amru bin adiy. Rombongan tersebut mempunyai tujuan politis, melakukan baiat aqobah kedua. Yang tujuannya membangun fondasi dan membangun pilar pendirian negara untuk menerapkan aturan Islam diseluruh aspek kehidupan dan menyebarkan Islam ke pelosok dunia.

 

Sedangkan para wanita dari keluaga Rasulullah saw Ummul mukminin Khadijah ra. Yang sumbangsih dukungan harta, jiwa untuk kesuksesan dakwah rasulullah saw. Sebut juga Asma’ binti Abu Bakar yang bertanggung jawab dilogistik untuk hijrahnya Rasulullah ke Yastrib, dengan kondisi hamil tua asma’ memberikan makanan ke Gua Tsur dengan jalan kaki, di tengah ancaman Quroisyi setiap saat.

 

Para muslimah pada generasi pertama sangat mengerti dan memahami perannya yang pertama dan utama sebagai ibu dan pengatur rumah mereka. Serta mereka memahami kewajibannya untuk berdakwah poitik dengan Rasulullah saw dan para sahabat.

 

Untuk itu mereka berinfaq dengan harta, jiwa untuk dakwah politik yang penuh dengan tanggungjawab dan risiko, sebagaimana kaum laki-laki. Juga memahami perintah dakwah berjamaah bagi laki-laki yang juga untuk perempuan. (Q.S al-Imran:104) . Wallahu A’lam Bisshowab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis