Mempercantik Kesabaran, Menuai Harapan

Mempercantik Kesabaran, Menuai Harapan  

 

Oleh: Netty al Kayyisa  

 

LenSaMediaNews – Wanita adalah perhiasan yang menyukai kecantikan dan sesuatu yang indah seperti pakaian, perhiasan, dan pernak-pernik lainnya. Wanita dengan segala perannya, baik menjadi anak, saudara dan ibu hendaknya tidak hanya mempercantik diri atau fisiknya saja, tetapi juga mempercantik akhlak dan perilakunya. Salah  satunya mempercantik kesabarannya.  

 

Syaikh Salīm ibn ‘Īd al-Hilālī dalam kitabnya, dalam bab ‘aṣ-Ṣabru al-Jamīl’ mendefinisikan sabar dalam tiga perkara,  

Pertama, sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya, dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya atau memperbagus dengan ilmu.  

Kedua, sabar adalah menahan jiwa dari maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi sahwat dan perlawanannya terhadap hawa nafsu.  

Ketiga, sabar adalah keridaan kepada qada’ dan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan keputusasaan. 

 

Dari definisi ini, memang sabar tidak dikhususkan hanya bagi wanita saja. Tetapi setiap manusia harus memiliki kesabaran. Sabar juga merupakan salah satu perintah Allah dalam surah Ali- Imran ayat 200 Allah berfirman ;  

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٢٠٠  

  1. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

 

Maka dari itu mempercantik diri dengan kesabaran adalah sebuah keharusan. Wanita harus melipatgandakan sabarnya. Oleh karena hidupnya dekat dengan ujian. Anak adalah ujian. Maka diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.  

 

Sabar dalam mengajarkan kebaikan kepada anak-anaknya. Yang bisa jadi anak belum memahaminya dan dibutuhkan penjelasan dan contoh berulang. Meski seribu kali dicontohkan dan belum berhasil, tetap harus bersabar. Oleh karena bisa jadi yang ke seribu satu lah kebaikan itu ditunaikan. 

 

Sabar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan anak. Jiwa kritis mereka jangan sampai padam karena ibu tidak sabar dalam menjawab setiap pertanyaan hingga jawaban pamungkas lah yang keluar, “sudah nggak usah banyak tanya, ibu pusing mendengarnya” atau jawaban lain yang kurang memuaskan anak. Jawaban-jawaban pengalihan atau permakluman. 

 

Sabar dalam mendengarkan curhatan anak. Kadang anak-anak tak butuh nasehat panjang lebar. Tak butuh solusi macam-macam. Hanya butuh didengarkan. Memang membutuhan waktu yang kadang tak sebentar. Sehingga  diperlukan kesabaran dari sang ibu.  

 

Sabar dalam menghadapi perilaku anak-anak yang tidak disukai. Jangan langsung marah atau menyudutkan si anak. Dengarkan penjelasannya, mengapa ia melakukannya. Barangkali ada alasan yang bisa kita terima. 

 

Sabar ketika usaha mendidik belum ada hasil. Sudah berupaya keras, dengan segenap tenaga dan upaya, ternyata hasilnya jauh dari harapan. Anak-anak tak sesuai ekspektasi orang tuanya. Maka bunda bersabarlah. Lipatgandakan kesabaran sebagai ummahat.  

 

Sabar ketika emosi. Kadang para ibu kelepasan mengucapkan kata-kata makian atau sejenisnya ketika emosi. Memukul atau melukai fisik ananda. Maka tingkatkan kesabaran saat emosi. Kelola emosi dengan baik agar tak menyakiti anak atau orang lain di sekitar kita.  

 

Dengan upaya maksimal, kesabaran akan kita dapatkan. Selalu memohon kepada Allah agar menyuburkan kesabaran. Saling menasehati antara ayah ibu juga akan menguatkan kesabaran seorang ibu ketika menghadapi anak-anaknya. Juga senantiasa berada pada komunitas orang-orang salih, berada di majelis ilmu yang saling menguatkan, menjadikan tumbuh harapan akan ada hasil yang menggembirakan buah dari kesabaran. Jadi wahai para ummahat, percantik lah kesabaranmu agar harapan memilki anak salih salihah kian dekat dengan kita.

Wallahu’alam bisshowab.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis