Islam Menjadikan Negara Bertaji
Oleh: Yuliyati Sambas, S.Pt.
(Komunitas Penulis Bela Islam)
LenSaMediaNews– Setiap negara yang ada di dunia ini pada dasarnya memiliki ideologi yang mereka anut dan terapkan. Namun demikian ada di antaranya merupakan negara dengan ideologi mandiri sementara selebihnya adalah negara-negara pengekor atas ideologi yang dianut dan diemban oleh negara asing. Di manakah posisi Negara Indonesia kita tercinta?
Akhir Juni 2019 lalu Indonesia bersama dengan 19 negara lain yang tergabung dalam Group of Twenty (G20) mengadakan pertemuan internasional di Osaka-Jepang. Agenda yang dibahas pada pertemuan tersebut masih berkaitan dengan permasalahan ekonomi dan politik global.
Sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk ke dalam komunitas negara-negara besar dunia G20 Indonesia merasa berbangga diri. Hal ini mempertegas bahwa Indonesia adalah yang terpilih di antara negara tetangganya. Bahkan berdasarkan angka-angka yang tertera dalam daftar pertumbuhan ekonomi, diantara 20 negara yang tergabung, Indonesia berada pada posisi ke-3 di bawah China dan India. (CNNIndonesia, 28 Juni 2019)
Jika memperhatikan fakta tersebut lantas kita akan bertanya apakah prestasi itu berbanding lurus dengan kondisi real di lapangan terkait dengan kemandirian dan kedaulatan negara yang akan berkorelasi positif dengan kesejahteraan masyarakat? Tentu hal ini perlu menjadi bahan perhatian sehingga kita benar-benar dapat mendudukkan kenyataan yang terjadi.
Pada faktanya saat ini Indonesia bersama dengan negara-negara berkembang lainnya masih menjadi obyek pasar yang empuk khususnya bagi dua negara raksasa di G20 yakni Amerika dan China. Kemandirian ekonomi Indonesia sedang berada di ujung tanduk. Hal ini diperlihatkan dari kuantitas impor produk barang maupun jasa yang luar biasa jor-joran tak bisa terelakkan. Pada gilirannya hal itu menyebabkan sektor usaha masyarakat dalam negeri banyak yang gulung tikar tergerus oleh produk impor. Pemerintah lebih memilih untuk memberikan kesempatan kepada pelaku usaha raksasa asing untuk membanjiri pasar dalam negeri dibanding dengan memikirkan bagaimana cara untuk mem- back up sektor usaha anak negeri. Apakah ini prestasi? Tentu bukan.
Kedaulatan pun pada akhirnya hanya menjadi angan. Kedaulatan pangan, produk industri, sistem ekonomi, politik, bahkan sistem pemerintahan bisa kita indera betapa Indonesia masih demikian tergantung dan senantiasa dibayang-bayangi oleh keputusan negara asing khususnya Amerika dan China. Prestasikah ini? Jelas bukan.
Hal tersebut bahkan menguatkan kesimpulan bahwa peluang Indonesia bersama negara-negara non-Ideologis lain untuk memenangi persaingan dalam kancah pasar bebas dunia utopis semata. Pada kenyaannya hasil dari konferensi-konferensi yang diselenggarakan tingkat dunia semisal G20 lebih diarahkan untuk melegalisasi penjajahan ekonomi dan politik oleh negara-negara ideologis kapitalis.
Sebagai agama paripurna yang memiliki solusi menyeluruh atas setiap problematika kehidupan, Islam menjadi satu-satunya agama yang layak bersanding dengan sistem ideologi lain yang ada di dunia yakni kapitalis dan sosialis komunis. Bagaimana tidak, aturan Islam yang termaktub dalam Alquran dan As-sunnah telah berhasil diejawantahkan oleh Rasulullah Muhammad saw untuk diterapkan di tengah umat. Berhasil mengurusi dan menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan masyarakat yang heterogen. Bahkan mampu diteruskan secara berkesinambungan selama 14 abad sesudahnya di bawah pemerintahan legal yang disegani dunia dalam bingkai Daulah Khilafah Islam.
Islam memiliki seperangkat sistem aturan yang komplit dan menyeluruh (kaffah) mulai dari sistem ekonomi, potitik dalam dan luar negeri, pemerintahan, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Hal ini menyimpulkan bahwa Islam layak disebut sebagai ideologi. Satu-satunya ideologi yang lahir dari pancaran wahyu Sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan. Dzat Yang Maha Mengetahui hakikat kebaikan dan keburukan bagi setiap makhluk ciptaan-Nya.
Kita telah mengindera betapa ideologi kapitalis yang dipeluk dan diemban oleh negara adi kuasa dunia saat ini telah menjadikan masyarakat negeri ini dan negeri dunia lainnya terperosok tak lebih hanya menjadi obyek jajahan ekonomi dan politik. Tak jauh beda kondisinya dengan masa ketika dipilih ideologi sosialis komunis yang telah jelas-jelas merusak dan hancur di masa lalu. Maka pilihan kita sebenarnya hanya satu, beralihlah dan kembalilah pada pangkuan ideologi Islam yang akan memastikan para pemeluknya untuk sejahtera dan selamat dunia akhirat. Ideologi yang diterapkan dalam bingkai warisan Nabi saw yakni Daulah Khilafah Islam yang akan menjadikan Indonesia dan negeri lainnya yang memeluknya akan benar-benar memiliki taji di mata dunia.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
[Lm/Hw/Fa]