Gaza Terancam Epidemi, Apa yang Mampu Menjadi Solusi?
Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
LenSa MediaNews__Genosida yang terus terjadi di Gaza, sejak Oktober 2023 lalu, melahirkan banyak derita. Terutama bagi para perempuan dan anak-anak. Kehilangan tempat tinggal menjadi hal yang pasti karena serangan zionis Yahudi yang membabi buta. Mau tak mau, mereka harus mengungsi di camp-camp pengungsian yang jauh dari kata layak.
Kesehatan Rakyat Gaza Makin Terpuruk
Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza dan tim medis telah menangani berbagai penyakit menular. Pengungsian yang ada, terlalu padat. Hingga akhirnya mereka terancam epidemi yang diperkirakan akan segera terjadi (antaranews.com, 15-12-2023).
Setidaknya ada sekitar 325.000 kasus penyakit menular hingga saat kabar ini diturunkan. Bencana kesehatan pun sangat dikhawatirkan terjadi. Selain penyakit menular, ribuan pengungsi juga menghadapi bahaya kematian karena penyebaran epidemi, malanutrisi, kekurangan air minum, serta buruknya kebersihan individu. WHO memperingatkan bahwa situasi kesehatan para pengungsi di Gaza Selatan sangatlah memprihatinkan. WHO mencatat ada sekitar 120.000 kasus infeksi pernafasan akut yang terjadi. Serta ada 86.000 kasus diare telah dilaporkan. Selain penyakit pernafasan dan diare, juga dilaporkan adanya penyakit kuning (hepatitis), campak dan meningitis.
PBB memperkirakan ada sekitar 85 persen dari total populasi menjadi pengungsi dan telah mengungsi beberapa kali. Kondisi sangat padat pun dialami para pengungsi saat ini. Sehingga wabah epidemi penyakit dapat datang sewaktu-waktu.
Betapa menyedihkan kondisi warga Gaza saat ini. Beragam tekanan diterima. Dalam kondisi terburuk pun mereka harus tetap berusaha bertahan hidup. Kondisi yang sangat sulit, saat hak hidup warga tidak mampu dipenuhi. Bahkan kematian pun menjadi ancaman yang nyata di depan mata.
Kejamnya konsep nation state yang kini diterapkan. Konsep yang menciptakan ego setiap negara untuk berlindung berdasarkan garis khayal penyekat. Tanpa ada rasa kemanusiaan. Tanpa rasa kasihan. Negara-negara tetangga yang notabene sebagai sesama negara muslim, hanya bisa menjadi penonton. Tidak mampu bertindak apapun. Mereka hanya mampu mengecam berbagai kebiadaban yang dilakukan zionis. Adanya nation state menjadikan persatuan kaum muslim dunia, melemah atau bahkan hilang seketika. Kaum muslim tidak lagi memiliki rasa ukhuwah (persaudaraan).
Konsep nation state diperparah oleh buruknya kebijakan-kebijakan global yang ditetapkan hanya berdasarkan keuntungan materi. Inilah sistem kapitalisme yang terus menjadi racun hingga menghilangkan rasa kemanusiaan antar sesama manusia.
Lantas, sampai kapan penderitaan warga Gaza terjadi? Bukankah semua masalah ini mesti temu solusi? Sementara hingga saat ini, solusi masih terus dihitung-hitung menggunakan teori laba rugi.
Islam Solusi Utama
Racun nation state harus dilenyapkan. Hanya inilah satu-satunya solusi bagi rakyat Palestina. Agar pintu bantuan dapat dengan mudah masuk wilayah Gaza. Baik secara diplomatik, bantuan sosial maupun kesehatan.
Nation state hanya mampu dihilangkan dengan tatanan sistem Islam yang menjadikan syariat Islam sebagai konsep kebijakan dan pengaturan kehidupan. Dalam wadah Khilafah Manhaj an-Nubuwwah. Dalam institusi Khilafah, rakyat akan dijaga dengan penuh amanah. Karena setiap pemimpin sangat memahami konsep tanggung jawab atas kepemimpinannya. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. menjadikan pemimpin tunduk sepenuhnya pada syariat. Para pemimpin menyadari bahwa penjagaan terhadap nyawa rakyat adalah prioritas utama.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
“Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.”
(HR Bukhari)
Betapa urgentnya kebutuhan rakyat akan kepemimpinan yang amanah. Hanya dalam kepemimpinan amanahlah, setiap kebijakan yang ditetapkan akan berbuah berkah. Menyoal masalah kesehatan yang kini terus mengancam rakyat Gaza, beragam bantuan alat-alat kesehatan, obat-obatan, pakaian, makanan dan segala sesuatu yang dibutuhkan, akan mudah dikoordinasikan dalam regulasi Khilafah. Dan hanya dengan kebijakan Khilafah jualah peperangan yang kini terjadi mampu diakhiri secara adil sesuai syariat Islam. Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah yang wajib dibela seluruh muslim dunia. Dan hanya dengan kekuatan kaum muslimlah tanah kharajiyah yang kini ditindas mampu dijaga sempurna.
Kebijakan cerdas dan cermat sesegera mungkin ditetapkan agar tidak memakan korban yang lebih banyak lagi. Hitungan untung rugi bukanlah pedoman. Karena dalam institusi Khilafah, keselamatan rakyat adalah satu tujuan yang utama. Nyawa rakyat adalah amanah seorang pemimpin. Dan Khilafahlah satu-satunya institusi yang mampu menyajikan harapan bagi solusi masalah Palestina.
Wallahu ‘alam bishshawab.