Kota Bogor Peduli Rempang
Kota Bogor Peduli Rempang
Oleh : Putri YD
(Kota Bogor)
LenSaMediaNews.com – Beberapa waktu belakangan ini banyak kelompok organisasi baik dari kalangan mahasiswa maupun aktivis muslim melakukan aksi di Tugu Kujang, Kota Bogor. Aksi yang dilakukan dalam rangka menyuarakan dukungan untuk masyarakat di Pulau Rempang, Batam.
Kasus Rempang tentunya menjadi perhatian bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini terjadi akibat adanya bentrokan antara warga dengan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Direktorat Pengamanan Aset BP Batam terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau sejak 7 September 2023. Penyebabnya adalah penolakan pembangunan Rempang Eco-City.
Kasus yang menimpa warga Rempang sangat memperlihatkan keberpihakan pemerintah pada pengusaha atau asing. Di sisi lain, pemerintah pun dengan sadarnya rela mengusir masyarakat dari tanah leluhurnya sendiri demi ambisi para pengusaha kapitalis. Banyaknya warga Rempang yang menjadi korban atas peristiwa yang terjadi serta tidak adanya ketidakadilan dari pemerintah, menjadikan masyarakat dari berbagai daerah pun melakukan aksi dukungan untuk warga Rempang. Salah satunya warga Bogor yang ikut bersuara meminta keadilan.
Untuk diketahui, Pulau Rempang, yang memiliki luas mencapai 17.000 hektare akan direvitalisasi menjadi kawasan yang mencakup sektor industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Xinyi Group, perusahaan kaca terbesar di dunia asal Tiongkok, telah menunjukkan minat untuk berinvestasi senilai US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 174 triliun hingga tahun 2080. (berita satu.com)
Sistem kapitalis yang berlaku saat ini, menjadikan kepentingan rakyat bukanlah menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Dibukanya lebar-lebar pintu investasi oleh pemerintah, menjadikan banyaknya investor asing yang masuk ke Indonesia. Tidak sedikit justru investasi yang dilakukan, justru harus mengorbankan hak rakyat salah satunya warga Rempang.
Di tengah konflik yang sedang berlangsung, justru pemerintah meminta supaya proyek pembangunan Rempang Eco-Park sebagai Proyek Strategis Nasional tetap dilanjutkan. Hal ini pun semakin menunjukkan betapa sistem kapitalis yang lebih mengutamakan kepentingan pengusaha daripada rakyatnya sendiri.
Negara seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjamin, menjaga kelangsungan hidup serta keamanan bagi rakyatnya. Namun, aturan kapitalisme saat ini justru menjadikan hal sebaliknya yang terjadi. Rakyat harus menjadi korban demi ambisius para kapitalis.
Maka, sudah seharusnya adanya perubahan terhadap sistem aturan yang ada, sistem aturan yang mampu mengembalikan fungsi negara sebagai pengayom rakyat. Menjaga keutuhan negara dari serangan pihak asing yang merampas kesejahteraan rakyat.
Yakni, kembali diterapkannya hukum Islam yang bersumber langsung dari Pencipta. Dengan diterapkannya aturan Islam, maka terbangunnya masyarakat dalam naungan negara yang menjadikan segala aturan yang dibuat bukan lagi demi memenuhi nafsu dunia tetapi atas ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Wallahu’alam bishowwab.