Ketika Aparat Terlibat Kejahatan Jual Beli Ginjal
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
(Aktivis Muslimah Aceh)
Lensa Media News – Keterlibatan aparat imigrasi memuluskan kejahatan, begitulah yang terjadi bukan hanya di dunia perdrakoran ternyata di negeri tercinta ini pun juga melakukan hal yang sama, sangat mirisnya adalah mereka para penegak hukum harusnya menjadi pelindung masyarakat. Namun yang terjadi adalah sebaliknya seperti biasa pasti ada uang dibalik segala kejahatan yang dilakukan oleh dunia dalam sistem kapitalis ini.
Kepolisian Negara Republik Indonesia menangkap 12 anggota sindikat tindak pidana perdagangan orang atau TPPO jaringan internasional yang menjerat 122 korban dengan modus penjualan organ ginjal di Kamboja. Dua orang, diantaranya merupakan anggota polisi dan petugas imigrasi, mereka turut membantu merintangi penyidikan sejak markas dinsikat ini terungkap di kabupaten Bekasi, Jawa barat pada Juni 2023. Aipda M Mendapatkan uang Rp 612 juta dari sindikat jual beli ginjal orang Indonesia ke Kamboja dan Petugas Imigrasi A juga mendapatkan Rp 3,5 juta dengan meloloskan korban di pemeriksaan imigrasi. (kompas.id)
Sindikat penjualan ginjal membeberkan alasan memilih Kamboja sebagai basis aksi mereka. Salah satunya adalah karena rumah sakit di negara itu punya sistem administrasi yang tak rumit. Hal itu diungkap salah satu sindikat, Hanim, saat memberikan kesaksian setelah ditangkap aparat kepolisian, Jumat (21/7). Tak hanya itu, ia juga mengatakan pihak rumah sakit juga dirasa peduli terhadap pendonor.
“Itu salah satu rumah sakit paling enggak ribet. Tambah lagi itu rumah sakit yang benar, ibaratnya ada pendonor sudah 6-7 bulan pulang ke Indonesia masih ditanya keadaan (kesehatannya),” kata Hanim, Jumat (21/7).(CNNIndonesia.com)
Mengapa Memilih untuk Menjual Ginjalnya?
Banyak faktor penyebab mengapa masyarakat memilih untuk menjual ginjalnya misalnya Kemiskinan, kerakusan, juga lemahnya iman yang tumbuh akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme. Hal ini terjadi karena negara sendiri tidak mampu untuk melindungi rakyatnya sendiri, sehingga mereka mengalami hal ini. Mungkin hanya sebagian saja yang menjual ginjalnya untuk bisa bertahan hidup tapi sebagian lagi karena kerakusan mereka terhadap keinginan yang tidada habisnya. Seperti para pemuda di china rela menjual ginjalnya hanya demi bisa membeli iphone. Namun jika mereka menyadari bahwa dengan menjual ginjalnya maka hidup mereka juga tidak akan kembali normal lagi meski dibayar berapapun jumlah uang itu, nyata itdak ada yang lebih baik dari ciptaan Allah.
Hal ini sangat berbeda dengan Islam yang melindungi rakyat dari kejahatan. Individu terjaga kepribadian mulianya melalui penerapan Islam kaffah. Ngara sebagai pelindung rakyat tidak akan membiarkan mereka kelaparan dan kemiskinan. Mereka menjamin hidup rakyatnya akan sejahtera karena mereka adalah penguasa yang telah diberi amanah oleh rakyat dan akan dimintai pertanggunjawaban kelak diakhirat. Karena itu pemimpin dalam sistem Islam sangat sadar apa yang harus dilakukan untuk rakyatnya untuk tetap menjaga imannya, akidahnya dan akalnya agar tetap berada dijalur syariah. Tidak akan dibiarkan mereka hidup dalam penderitaan dan kesakitan seperti saat ini yang alami hampir manusia di seluruh dunia.
Negara akan menutup berbagai factor yang menjadi penyebab melalui berbagai mekanisme, seperti jaminan kesejahteraan, sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam, sistem sanksi dll. Sehingga tidak akan ada yang berani melakukan kecurangan karena mereka telah punya akidah Islam yang kuat dan sadar akan sanksi yang akan didapat nantinya.
Wallahu‘alam
[LM/nr]