Kebijakan Sistem Zonasi, Butuh Evaluasi!
Kebijakan Sistem Zonasi, Butuh Evaluasi!
Oleh : Putri YD (Bogor)
LenSaMediaNews.com – Polemik sistem zonasi masih saja menjadi permasalahan saat ini. Masa tahun ajaran baru yang sudah dimulai pun masih diiringi protes dari masyarakat. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat utamanya orang tua murid, yang merasa dirugikan dan dicurangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sistem zonasi yang ada, nyatanya tidak sepenuhnya diterapkan dengan baik. Sekolah favorit yang menjadi rebutan dalam suatu daerah pun, diakali oleh sebagian oknum yang melakukan kecurangan untuk meloloskan siswa yang rumahnya jauh dari sekolah favorit tersebut.
Seperti yang terjadi di kota Bogor, Jawa Barat Wali Kota Bogor Bima Arya dibuat geram setelah mengetahui adanya kecurangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di Kota Bogor. Bima mengatakan, dirinya mendapati sejumlah calon peserta didik memalsukan data alamat tempat tinggal untuk masuk sekolah dengan zonasi yang sama. Hal tersebut ia temukan saat melakukan sidak ke rumah-rumah calon peserta didik bersama jajarannya. Tidak tanggung-tanggung oknum yang melakukan kecurangan pun membuat Kartu Keluarga (KK) palsu untuk memuat nama anak di alamat lain, sehingga hal ini pun melibatkan banyak pihak, mulai kelurahan sampai Dinas Kependudukan.
Sistem zonasi selama ini dianggap bukanlah solusi terbaik terkait pendidikan. Dengan banyaknya permasalahan yang muncul, hanya menambah beban bagi calon peserta didik. Utamanya bagi masyarakat menengah ke bawah yang justru memiliki prestasi untuk dapat mengenyam pendidikan di sekolah terbaik. Dengan kejadian yang ada, membuat kerugian sebagian pihak yang tidak melakukan kecurangan.
Masyarakat berharap adanya evaluasi PPDB zonasi harus segera dilakukan. Selain itu, penyebaran wilayah sekolah yang belum merata dan masih terbatasnya jumlah kuota kursi sekolah, menjadi dua masalah penting yang belum juga menemukan titik solusi. Kesempatan yang ada pun dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan kecurangan demi keuntungan materi dan kepentingan pribadi.
Belum adanya tindakan yang tegas dari pihak terkait terhadap permasalahan yang ada, membuat kejadian ini akan terus berulang. Sistem pendidikan kapitalis yang mendominasi saat ini, perlahan mengubah pelayanan pendidikan hanya untuk meraih materi tanpa lagi mengutamakan pelayanan rakyat dalam memenuhi kebutuhan akan pendidikan. Sedangkan harapan agar negara akan terus berkembang, tentunya harus disiapkan generasi bangsa dengan pendidikan yang cerdas dan cemerlang. Lebih utamanya ajaran Islam yang sangat memuliakan orang berilmu.
Sistem pendidikan harusnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan generasi berlandaskan keimanan dan ketakwaan yang terintegrasi dengan adanya ajaran Islam. Negara bersistem Islam, akan menetapkan regulasi yang memudahkan masyarakat dalam mengenyam pendidikan. Memberikan fasilitas terbaik mendukung sarana dan prasarana serta pelayanan yang mengutamakan kepentingan rakyat. Hal tersebut demi tercapainya generasi yang cerdas dan kuat keilmuannya.
Wallahu’alam bishowwab.