Nasib Pengungsi Palestina, Mengapa di Tangan UNRWA?
Oleh: Ummu Zhafran, Pegiat Literasi
Lensa Media News-Coba sebutkan satu kata yang menggambarkan kehidupan pengungsi! Derita? Sengsara? Kehilangan? Ya, semua benar. Tak ada yang menyenangkan hidup di tempat pengungsian ditambah hilangnya semua harta benda maupun keluarga dan kerabat yang disayangi. Itulah yang dialami saudara-saudara kita se-akidah yang tinggal di Palestina.
Namun seolah belum cukup pedih, nasib pengungsi Palestina kini bagai salah asuhan. Alih-alih mendapat perlindungan dari saudara seiman di negeri-negeri Muslim sekitarnya, UNRWA justru yang tampil mengurusi. Lembaga besutan PBB ini konon berkomitmen memberi bantuan dan dukungan pada segenap penduduk Palestina yang terpaksa dan ‘dipaksa’ mengungsi dari negerinya. Sungguh ironis sebenarnya. Seolah dunia lupa, PBB justru dalang di balik terusirnya warga Kan’an dari tanah kelahirannya.
Menengok sejarah silam, seluruh wilayah Palestina sebelumnya adalah tanah milik umat Islam. Sampai terjadinya Deklarasi Balfour, 2 November 1917 Inggris menyatakan sejengkal tanah Palestina adalah milik bangsa Israel disusul runtuhnya institusi keKhalifahan Islam, Khilafah Utsmaniyah di Turki. Selanjutnya, 29 November 1947, PBB mengumumkan secara resmi persetujuan berdirinya negara Israel yang diamini oleh AS, dengan wilayah Israel meliputi 55% tanah Palestina.
Merasa mendapat restu dari PBB, Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion kemudian mulai melakukan pengusiran dan pembunuhan terhadap kaum Muslim Palestina. Hingga kini, Israel dengan brutal telah menginvasi hingga menguasai lebih dari 90% wilayah Palestina (republika.co.id, 4/8/2014).
Maka bagaimana mungkin membiarkan saudara kita sesama muslim berada di bawah kendali pihak asing (UNRWA) yang notabene biang kerok dari segala kemalangan yang terjadi? Seharusnya jangan, sekali-kali jangan! Apalagi resolusi demi resolusi yang telah berulang kali diluncurkan oleh PBB juga tak kunjung tuntas membuahkan solusi. Sebaliknya, justru semakin menguak sikap hakiki lembaga internasional tersebut terhadap masalah Palestina yang tak lebih seperti macan ompong tiada bergigi.
Sudah seharusnya, solusi bagi saudara Muslim di Palestina dan Muslim dunia adalah ditegakkannya kembali perisai yang akan mempersatukan dan melindungi semua, tanpa kecuali. Dengan diterapkannya syariah secara kafah dalam kehidupan. Tiada pilihan lain. Sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya Al-imam (khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan -(kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)
Kelak khalifah yang mewarisi kepemimpinan Rasulullah saw. akan bertindak bagaikan perisai yang melindungi umat. Dengannya akan ada pemimpin layaknya Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang dulu menolak mentah-mentah permintaan zionis Yahudi yang datang mengemis tanah Palestina.
Khalifah pula nantinya yang akan memimpin kurang lebih 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Karena, hanya dua kata yang tersisa untuk penjajah seperti Israel, khilafah dan jihad. Inilah satu-satunya solusi yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada umat Islam.
Sebagaimana sabda Rasul saw, “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Kemudian mereka akan diperangi oleh kaum Muslim sehingga batu dan pohon sampai berkata: ‘Hai kaum Muslim, wahai hamba Allah, inilah seorang Yahudi tersembunyi di belakangku, datangilah dan bunuhlah.” (Seluruh alam akan berkata begitu), kecuali pohon Al Gharghad. Sebab, sesungguhnya ia (pohon itu) tergolong pohon (simpatisan) kaum Yahudi.” (HR. Bukhari & Muslim) Wallaahu a’lam. [LM/ry/ry].