Sekularisme, Mencegah Generasi Menjadi Taat
Fakta kepala sekolah dan tiga guru SMAN 1 Banguntapan di Bantul Yogyakarta yang dinonaktifkan karena mendidik siswi muslimah agar menutup aurat sungguh membuat hati penulis bersedih. Betapa tidak, hal yang seharusnya mendapatkan apresiasi justru dianggap sebuah kesalahan bahkan mendapatkan sanksi yang cukup berat (4/8).
Jika keputusan ini tidak dicabut, maka penulis khawatir ke depannya para guru takut untuk mendidik anak-anak agar taat kepada Allah Swt. Padahal menutup aurat bagi para muslimah wajib hukumnya. Menjadi perkara yang wajar seharusnya, jika guru mengajak dan melatih para siswi mengenakan pakaian muslimah.
Sayangnya, sistem sekular yang memisahkan agama dengan kehidupan saat ini justru membuat keterikatan muslim dengan aturan agamanya hanya menjadi pilihan bukan kewajiban. Padahal konsekuensi beriman kepada Allah Swt. adalah keterikatan terhadap seluruh syariat Islam termasuk menutup aurat bagi muslimah.
Namun karena saat ini agama harus dipisahkan dengan kehidupan akibatnya upaya pelaksanaan hukum syariat dalam kehidupan umum akhirnya dianggap sebuah kesalahan. Amar makruf nahi mungkar seorang guru kepada siswa yang seharusnya diapresiasi justru dikriminalisasi.
Sungguh sistem sekularisme bukan habitat bagi umat Islam. Umat Islam bak ikan yang hidup di darat saat ini. Menderita dan kehilangan identitas sebagai umat yang terbaik. Umat Islam akan bisa hidup dan bisa melaksanakan ketaatan yang sempurna kepada Allah Swt. jika hidup di bawah naungan kehidupan Islam. Islam harus disatukan dengan kehidupan dengan mewujudkan institusi yang berpihak kepada Islam dan kaum muslimin. Saat hal tersebut kita wujudkan, tak akan ada lagi cerita seorang guru diberikan sanksi karena meminta siswanya untuk taat pada syariat. [IF]
Agu Dian Sofiyani