Aynal Muslimun, Kami Hanya Ingin Perang Berakhir

Oleh: Ummu Rifazi, M.Si 

LenSa Media News _ Opini _ Dia tidak lagi memiliki mata dan lidahnya pun terpotong. Kami hanya ingin perang berakhir. Semua begitu menyedihkan, kenang Kinza, seorang anak Palestina. Penuturannya yang menyayat hati tersebut akibat trauma yang terus menghantuinya saat melihat foto ayahnya yang terbunuh ketika pergi membeli tepung untuk membuat roti (bbc.com, 05-02-2024).

Trauma yang dialami Kinza mewakili penderitaan anak-anak Palestina lainnya yang mengundang reaksi dunia. Karenanya pula dalam peringatan Hari Anak Sedunia 20 November 20204 ini, UNICEF-PBB mengangkat tema Listen to the Future. Dalam selebrasi tersebut, Juru Bicara UNICEF-PBB, James Elder menekankan pentingnya mengurusi perjuangan anak-anak di seluruh dunia.

Sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Rabu; 20-11-2024, Elder mengatakan, Hari Anak Sedunia semestinya menjadi perayaan dan waktunya refleksi. Namun bagi anak-anak di Gaza dan Libanon hari ini bukanlah perayaan, melainkan hari untuk bertahan hidup. Dia pun mendesak para pemimpin dunia untuk menepati komitmen mereka berlandaskan hukum dan perjanjian humaniter internasional untuk melindungi anak-anak dan mengutamakan kesejahteraan mereka (Liputan6.com, 20-11-2024).

Derita Tanpa Akhir

Dengan mengusung tema Listen to the Future, UNICEF-PBB seolah menunjukkan kepedulian yang sangat besar terhadap nasib dan masa depan anak-anak di seluruh dunia. Namun sesungguhnya tema tersebut hanyalah jargon kosong. Karena sejatinya tinta sejarah menjadi saksi bahwa agresi biadab tanpa henti dari Tentara Zionis laknatullah terhadap warga Palestina adalah hasil campur tangan PBB. Zionis bisa menduduki Tanah Para Nabi atas persetujuan PBB pada tahun 1948.

Sikap bermuka dua yang ditunjukkan oleh PBB tersebut sejatinya representasi sikap Penguasa Barat, terutama Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis yang notabene merupakan tiga negara utama pendiri sekaligus anggota tetap PBB. Genosida yang sedang berlangsung di Gaza disebut sebagai titik balik utama (major turning point) standar ganda yang sangat mengerikan dari Penguasa Barat oleh Politisi Palestina Mustafa Barghouti. Barghouti mengkritsi penguasa Barat yang secara kontinyu mengirim persenjataan kepada Zionis Israel dan mendukung agresi militer mereka terhadap warga Palestina namun tetap bungkam terhadap pembunuhan warga sipil termasuk 17.000 anak-anak (aa.com.tr; 07-10-2024).

Oleh karenanya peringatan Hari Anak Sedunia tahun 2024 ini semestinya menjadi momen untuk makin menyadarkan umat manusia khususnya kaum muslimin bahwa PBB merupakan representasi penguasa Barat beserta ideologi kapitalis sekuler dan liberal yang diusungnya. Mereka sangatlah tidak layak untuk dipercaya, sehingga kaum Muslimin tidak boleh mengikuti arahan Barat terhadap penyelesaian konflik di Palestina. Merekalah biang kerok semua kekacauan dan kerusakan yang menimbulkan penderitaan tanpa akhir di seluruh dunia, khususnya bagi anak-anak di wilayah konflik global.

Perlindungan Hakiki

Sudah saatnya Umat Islam bersatu dan menggagas secara mandiri solusi persoalan Palestina. Umat Islam tidak boleh berkompromi dengan penjajah Barat apalagi tunduk terhadap aturan yang mereka sebut sebagai hukum Internasional. Semuanya itu hanyalah kebohongan dan mitos belaka. Oleh karenanya Kanjeng Nabi shallalahu alaihi wassalam sudah mengingatkan dalam sabdanya,” (HR. Bukhari, Ahmad dan An-Nasa-i).

Umat Islam sejatinya mempunyai bekal istimewa yang tidak dimiliki umat manusia lainnya, yaitu kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah dan RasulNya. Ajaran Islam yang paripurna menjadikan umatnya memiliki pandangan yang menyeluruh (nadhrah ilal alam) dan pandangan yang khas (zaawiyatun khaashatun) dengan standar yang berbeda dengan Barat. Standar penilaian baik-buruk, terpuji-tercela, halal-haram hanyalah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah taalaa. Sangat berbeda dengan standar batil penilaian hak asasi manusia (HAM) yang lahir dari pemikiran manusia yang sangat terbatas dan subyektif.

Kapasitas luar biasa yang dimiliki umat Islam ini bahkan diakui oleh Presiden Amerika Richard Nixon. Dia mengatakan bahwa Islam bukan sekedar agama, namun dasar peradaban besar. Saat ini pun sudah banyak tokoh dunia yang meyakini bahwa tatanan dunia sudah obsolet dan harus dicari penggatinya yang baru.

Dorongan untuk mencari tatanan baru bagi dunia dan kapasitas luar biasa yang dimiliki umat Islam sudah seharusnya menjadi motivasi besar umat Islam untuk bersatu mendobrak sekat-sekat geografis yang selama ini melemahkan kekuatan umat Islam. Selanjutnya, umat Islam bersama-sama memperjuangkan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyyah yang menyerukan jihad fii sabilillah dan memobilisasi kekuatan militer kaum muslimin mengusir entitas Zionis Yahudi dari negeri Palestina dan memberikan perlindungan hakiki pada siapapun yang menyerahkan dirinya dalam naungan pengaturan Islam.

Wallahualam bisshowab.  

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis