Maraknya Praktik Khurafat, Pertanda Akidah Makin Gawat
Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Lensa Media News – Nama Mba Rara, sang pawang hujan MotoGP Mandalika masih mengusik perbincangan publik. Namanya pun mampir di laman media Spanyol, setelah “aksi”nya yang menuai perhatian publik saat penyelenggaraan motoGP beberapa lalu, (CNNIndonesia.com, 27/3/2022).
Kementerian Pendidikan RI mengungkapkan bahwa tradisi pawang hujan sudah ada sejak berabad-abad lalu (seputartangsel.com, 25/3/2022). Kemendikbud RI pun menyebutkan dalam akun instagram resminya, @kemdikbud ri, bahwa pawang hujan bekerja menggunakan gelombang otak Teta untuk “berkomunikasi” dengan semesta, ketika bekerja. Pernyataan tersebut seolah “membenarkan” praktik sang pawang, yang dapat mengendalikan hujan. Tentu hal ini mengundang tanya publik.
Menanggapi fenomena tersebut, pendakwah kondang, Felix Yanwar Siauw, menyatakan sungguh memprihatinkan keadaan pendidikan negeri ini, lantas apa yang bisa diharapkan jika selevel kementerian pun memposting demikian? (suarajawatengah.id, 26/3/2022). Disebutkan juga bahwa Sang Pawang, memiliki remote langit yang dapat mengendalikan langit Mandalika (palu.tribunnews.com, 25/3/2022). Bukankah ini pemahaman yang sangat keliru? Tanpa didasari akal dan iman. Astaghfirullahal ‘adzim.
Maraknya praktik kesyirikan yang mengatasnamakan pelestarian kearifan lokal tentu tak bisa ditolerir, karena hal ini menyangkut akidah seorang muslim. Apalagi mengatasnamakan paham pluralisme yang menganggap semua pemahaman adalah benar. Tentu pemahaman ini dapat menggerus iman hingga berakhir murtad. Naudzubillah min dzalik.
Allah Swt. menyebutkan dalam firman-Nya, QS. An Nisa, ayat 48, bahwa salah satu dosa besar yang tak termaafkan adalah dosa syirik.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 48)
Mirisnya keadaan akidah umat di negeri ini, yang notabene mayoritas Islam. Namun, masih sangat minim ilmu. Padahal ilmu (baca: syariat Islam) adalah salah satu pondasi yang mengantarkan seorang muslim untuk memperoleh iman. Untuk meningkatkan iman kepada Allah Swt., Sang Pengendali Kehidupan.
Inilah buah sistem yang hari ini diterapkan. Rusak dan cacat. Merusak pemahaman umat. Alhasil, akidah pun semakin gawat. Sistem rusak, sistem sekulerisme, sistem yang memisahkan syariat Islam dari pengaturan kehidupan, berakibat fatal pada masa depan umat.
Tentu hal ini tak dapat dibiarkan begitu saja. Pemahaman umat Islam tentang akidah dan essensi syariat Islam harus menjadi pondasi pendidikan umat untuk raih pemahaman dan pemikiran yang cemerlang. Dan hal ini tak mungkin terwujud dalam sistem sekulerisme yang batil.
Sistem Islam-lah satu-satunya sistem shahih. Sistem yang berlandaskan akidah Islam. Dan menjadikan akidah Islam sebagai nafas untuk meraih rida Ilahi. Sistem Islam dalam wadah Khilafah manhaj An Nubuwwah. Sesuai dengan contoh dari Rasulullah Saw.
Wallahu a’lam bisshowwab.
[if/LM]