Isu Terorisme, Berulang Menstigma Islam
Isu terorisme seperti tidak ada habisnya untuk terus di munculkan di masyarakat, apalagi menjelang akhir tahun sekarang isu ini semakin digencarkan oleh para penguasa kepada kaum muslimin untuk terus mencitraburukan Islam, Memberi stigma pada muslim yang taat dan membawa keresahan bagi umat Islam karena menjadi pembenar, tindakan penangkapan ulama yang saat ini marak terjadi.
Seperti yang baru-baru ini terjadi penangkapan dua orang terduga teroris oleh Densus 88 yang berinisial Su dan DRS di Lampung, yang mana kedua orang tersebut merupakan pejabat Lembaga Amil Zakat Baitul Mal Abdurrahman bin Auf, diduga keduanya menjadi pengumpul dana teroris jaringan Jamaah Islamiyyah (JI).
Selain itu Densus 88 juga menangkap Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Zain An-Najah di Bekasi, (16/11/2021) karena diduga terlibat dalam jaringan kelompok teroris. Tidak hanya itu Densus mendapati yayasan amal milik JI , melakukan sosialisasi terkait pemberdayaan kebun kurma untuk pendanaan jaringan JI. (Republika.co.id, 21/11/21).
Sejatinya terorisme bukanlah ajaran Islam, serta bertentangan dengan Islam yang mengajarkan kasih sayang tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada hewan dan tumbuhan. Sikap seorang muslim seharusnya ketika ada isu teror seperti saat ini, tetap harus kritis dan mencari kebenaran di balik isu yang terus berulang, dan mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas permasalahan terorisme ini, agar tidak terus menjadi fitnah bagi ajaran Islam.
Karena Islam adalah agama yang manusiawi dan sangat memuliakan umatnya, dan bahkan dalam memeluk Islam pun tidak ada paksaan, Islam adalah agama rahmatanlil’alamin, rahmatnya untuk seluruh alam bukan untuk kaum muslim saja tapi yang non muslim bisa merasakan kesejahteraannya. Maka sudah selayaknya umat muslim saat ini menyadari bahwa banyaknya isu-isu negatif tentang Islam itu adalah stigma yang dibuat agar umat semakin fobia dengan agamanya sendiri.
Lilih Solihah,
[hw/LM]