Jatuh Cinta pada Dakwah
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
Lensamedianews.com_ Jatuh cinta pada manusia itu adalah hal biasa dan fitrahnya manusia. Digandeng manusia itu juga biasa, tapi gimana kalo digandeng sampai surga? Wah, gak kebayang dong gimana menggambarkannya. Kenapa bisa seperti itu? Karena gambaran perasaan itu adalah sesuatu yang tak dapat disentuh manusia hanya bisa dirasakan.
Menurut Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam Kitab Mafahim dijelas tentang ruh yang artinya adalah kesadaran akan hubungan kita dengan Allah. Hubungan inilah yang menciptakan sebuah ikatan kita dengan Allah yang sering bisa kita rasakan. Cinta itu juga bisa kita rasakan tapi tak terlihat mata manusia.
Cinta kita kepada seseorang yang kita sayang akan nampak dari segala sesuatu yang kita lakukan untuk mereka. Hal inilah yang Allah lakukan untuk hambanya, agar menambah rasa cintanya. Banyaknya kenikmatan yang tak terhingga, merupakan wujud dari rasa cinta Allah, yang sering kita lupakan.
Bahkan berkali kita melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah saja, masih dimaafkan. Hanya perlu salat, tobat, perbanyak istighfar dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik. Hal ini gak akan mampu dilakukan oleh seorang manusia kepada sesamanya, yang langsung menghakimi dan menghapus segala kebaikannya menjadi nol.
Karena cintalah Bilal Bin Rabbah rela dijemur di bawah terik matahari dan ditindih dadanya dengan batu besar. Dia rela menerima konsekuensi itu karena sangat mencintai Islam yang tidak membedakan antara seorang budak dan konglomerat seperti Abu Bakar. Tidak ada agama yang luar biasa yang membuatnya yakin hingga menerima semua ancaman jiwa.
Dan karena cintalah Sumayyah menjadi syahidah pertama yang dipancang di padang pasir. Ia rela menerima konsekuensi dari keislamannya dan mempertahankan keimanannya untuk bisa memasuki surga seperti yang dijanjikan oleh Allah. Seolah kematian yang ditakuti setiap manusia saat ini tak berlaku bagi mereka.
Dan karena cintalah Rasulullah hingga detik terakhir hidupnya masih memikirkan umatnya. Cintalah yang membuat para sahabat berusaha untuk terus menyebarkan Islam hingga ke seluruh dunia, menyusun kata-kata cinta dari Allah untuk dibukukan agar mudah bagi kita belajar mengenal Allah dan hukumnya, yang akan menyelamatkan kita dari segala kehancuran hidup ini.
Karena cintalah para pengemban dakwah tersebar di seluruh negeri untuk mengingatkan umat kembali menggunakan syariatnya. Cinta itu bentuk kepedulian kepada sesama karena mereka adalah manusia yang tidak bisa hidup sendiri. Maka seberapa cinta kita kepada Islam? Atau seberapa cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya? Mengapa enggan untuk mengenal cinta itu.
Benar cinta kepada Allah harus mengorbankan segala yang kita miliki, harta, waktu dan diri kita. Dan bukankah kita juga akan melakukan hal itu kepada seorang yang kita cintai? Dan bukankah itu yang juga dilakukan oleh Palestina untuk mempertahankan Al-Quds, inilah bukti cinta mereka kepada Islam. Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah : 111) Wallahu’alam