Viral #KaburAjaDulu, Generasi Muda Jangan FOMO!

Oleh : Ade Farkah, S.Pd.
LenSa MediaNews.Com, Opini–Sampai hari ini, seruan warganet terkait #KaburAjaDulu masih ramai diperbincangkan. Tagar ini banyak digunakan oleh netizen, terutama dari kalangan anak muda. Tentu saja hal tersebut menarik perhatian dari berbagai kalangan. Lantas, apakah yang sebenarnya terjadi?
Fenomena ketika tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi meninggalkan negara asal mereka untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri suatu negara ke negara lainnya lazim disebut sebagai brain drain.
Hal ini merupakan sesuatu yang wajar sebagai dampak dari globalisasi serta kemajuan teknologi informasi. Terlepas dari itu, karunia Tuhan terhampar luas di seluruh penjuru bumi. Namun demikian, terdengar mengherankan apabila #KaburAjaDulu diserukan warganet sebagai reaksi digital atas kondisi negeri ini yang kemudian menjadi trending topik di media sosial .
Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit menganggap bahwa hal itu merupakan reaksi frustrasi atas situasi yang terjadi di Indonesia. Lebih jauh, beliau menyampaikan bahwa #KaburAjaDulu lebih banyak diserukan oleh anak muda dengan rentang usia 19-29 tahun, yakni sebesar 50.81% (liputan6.com, 15-2-2025).
Sejumlah ahli mengatakan bahwa di antara penyebab munculnya #KaburAjaDulu adalah penurunan kualitas hidup seperti pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur. Ketidakpuasan ekonomi serta makin terbatasnya peluang kerja membuat generasi muda merasa frustrasi. Tak hanya itu, kondisi politik dan sosial membuat generasi muda merasa tidak berdaya untuk mengubah situasi yang sifatnya struktural (detik.com, 15-2-2025).
Lantas, apakah yang seharusnya dilakukan oleh generasi muda dalam menghadapi problematika negeri ini?
Mengubah Pola Pikir
Pertama, generasi muda harus mengubah pola pikir terlebih dahulu. Sistem Kapitalisme telah berhasil membuat para pemuda menjadi money oriented sehingga kesuksesan hanya diukur dari sesuatu yang bersifat materi semata. Padahal, ada hal-hal lain yang juga harus diperhatikan, seperti nilai-nilai dan prinsip hidup serta kebermanfaatan untuk orang banyak, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Menjadi bermanfaat di dalam negeri dapat diwujudkan dengan berbagai hal. Di antaranya adalah dengan ikut memperhatikan perkembangan masyarakat dan negara. Juga menaruh empati terhadap kesulitan-kesulitan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemajuan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengaruh-pengaruh positif yang dapat menaikkan level berpikir masyarakat sehingga keberadaan generasi muda lebih terasa manfaatnya.
Menjadi Agen Perubahan
Berdasarkan data BPS tahun 2024, jumlah pemuda di Indonesia dengan rentang usia 16-30 tahun mencapai 64,22%. Itu artinya, populasi pemuda mendominasi. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kekuatan yang lebih secara kuantitas. Apabila kekuatan tersebut dibarengi dengan upaya nyata yang bersifat produktif dan konstruktif maka bukan tidak mungkin perubahan di negeri ini dapat segera terwujud.
Generasi muda dapat menjadi agen perubahan dengan cara memberikan kritik dan saran yang membangun kepada pemerintah selaku pelaksana negara serta bahu-membahu dalam mewujudkan perubahan. Dengan demikian, peran generasi muda sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi negeri ini.
Bersatu dan Kompak
Tentu saja, generasi muda harus menjadi satu kesatuan dan kompak untuk menyuarakan perubahan. Hal ini sangat penting untuk memberikan peringatan kepada khalayak bahwa pemuda tetap eksis menjadi agen perubahan. Oleh karenanya, tidak akan ada lagi yang memandang sebelah mata terhadap keberadaan para pemuda.
Jangan FOMO
Fear Of Missing Out yang terlanjur menjadi sebuah fenomena di kalangan generasi muda hendaknya segera ditinggalkan. Mengingat #KaburAjaDulu bukanlah solusi instan untuk mengubah nasib. Namun, butuh persiapan dan bekal yang cukup agar kelak tidak terjebak dalam permasalahan yang baru.
Sekali lagi, #KaburAjaDulu bukanlah solusi instan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Berpikir cerdas dan mendalam adalah bekal sebelum mengambil keputusan karena setiap keputusan memiliki konsekuensi. Di mana pun generasi muda berada, tetaplah menjadi generasi tangguh penopang peradaban. Bukan generasi yang mudah ikut-ikutan. Apalagi generasi baperan. Wallahualam bissawab [LM/ry]