Ketika #KaburAjaDulu Mendapat Restu
Oleh : Ummu Rifazi, M.Si
Lensamedianews.com__ Tagar #KaburAjaDulu sudah sebulan dicuitkan netizen generasi muda dan trending di sejumlah media sosial, terutama X. Bahkan beberapa cuitan tersebut mengaitkannya dengan tagar viral lainnya seperti #PeringatanDarurat. Masifnya cuitan tagar ini menjadi sinyal kekecewaan masyarakat yang begitu besar, terhadap pemerintah.
Kebutuhan dasar seluruh seperti lapangan pekerjaan, layanan pendidikan yang layak dan terjangkau dan jaminan kesejahteraan hidup, dipandang oleh warganet tak mampu diberikan oleh pemerintah. Oleh karenanya warganet mengunggah beragam ajakan pindah ke negara lain dalam bentuk beasiswa pendidikan, lowongan pekerjaan dan peluang lainnya. Sebagian warganet yang mencuitkan tagar ini bahkan ada yang sudah pindah dan menetap di luar negeri dan enggan kembali ke Indonesia (cnnindonesia.com, 07-02-2025).
Paradigma Batil Sekularisme Kapitalisme
Merespon viralnya tagar #KaburAjaDulu, pemerintah bukan lantas mengevaluasi dan berinisiatif untuk memperbaiki kondisi negara, namun justru menanggapi positif dan merestui niatan warga negara Indonesia (WNI) tersebut. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) justru mempersilakan jika WNI ingin berkarier di luar negeri bahkan tidak keberatan jika mereka ingin menetap di luar negeri dan tidak ingin kembali lagi ke Indonesia. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli pun memberikan pernyataan yang ambigu ketika beliau tidak mempermasalahkan jika WNI ingin bekerja di luar negeri namun pulang kembali untuk membangun Indonesia (nasional.kompas.com, 17-02-2025)
Dari respon pemerintah tersebut jelas terlihat kebatilan paradigma penguasa dalam sistem sekuler kapitalisme yang abai terhadap rakyatnya. Mereka hanya sibuk gimik dan justru berperan sebagai regulator yang melayani kepetingan para pemilik modal alias oligarki dengan membuat berbagai peraturan dan perundangan-undangan yang memuluskan kepentingan oligarki dan menyengsarakan rakyatnya.
Rakyat hidup dalam kesempitan akibat kebebasan kepemilikan sumber daya alam (SDA) oleh segelintir kapitalis. Semakin hari kesenjangan antara orang kaya dengan miskin, makin kentara. Kekayaan negara semakin menipis karena diangkut ke negara maju dengan modus investasi. Negara maju semakin kaya, sementara negara ini semakin miskin dan rakyatnya hidup tercekik sehingga terpaksa mengadu nasib ke negara lain yang tak jarang justru mengalami berbagai kezaliman yang jauh dari kata sejahtera.
Paradigma Sahih Sistem Tuntunan Ilahi
Sesungguhnya Allah ta’ala telah menyediakan dan mencukupi kebutuhan seluruh makhluknya sebagai firmannNya dalam QS Fushilat ayat 10 yang artinya Dia ciptakan pada (bumi) itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, lalu Dia memberkahi dan menentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya dalam empat masa yang cukup untuk (kebutuhan) mereka yang memerlukannya. Namun ketika saat ini terjadi kesenjangan ekonomi, hal ini merupakan kerusakan (fasad) akibat pengaturan kehidupan berdasarkan sistem sekuler kapitalisme yang menjadikan manusia menjadi serakah terhadap materi.
Akan sangat berbeda ketika negara menjalankan syariat Islam secara kaffah karena akan menjalankan kewajibannya sebagai raain (pengurus) urusan rakyat. Negara yang menjalankan syariat Islam secara kaffah yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah akan menjalankan kewajibannya memenuhi seluruh kebutuhan asasi rakyatnya yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang pendistribusiannya dijamin per individu warga negara.
Kebutuhan asasi warganya dipenuhi secara tidak langsung oleh Daulah Khilafah dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi para laki-laki sebagai pihak yang wajib menafkahi keluarganya. Daulah Khilafah juga akan mengelola SDA yang sejatinya merupakan kepemilikan umum seperti tambang, laut, hutan, sungai, danau, gunung, dan sebagainya yang akan membuka seluasnya lapangan kerja.
Daulah Khilafah akan menjaga dan mencegah terjadinya perputaran kekayaan pada segelintir orang saja. Kewajiban tersebut sebagaimana Firman Allah taalaa dalam QS Al-Hasyr ayat 7 yang artinya …supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kalian.
Daulah Khilafah juga akan menyediakan layanan pendidikan berbasis aqidah Islam yang dapat diakses dengan mudah dan biaya yang terjangkau bahkan secara gratis. Setiap individu rakyat bisa menikmati pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi sehingga melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang beriman, bertakwa, cerdas dan berkualitas.
Generasi muda tersebut akan diarahkan oleh Daulah Khilafah untuk mengisi berbagai posisi yang bemanfaat bagi umat secara profesional sehingga tidak perlu #KaburAjaDulu dari wilayah Daulah Khilafah. Dan sebaliknya, justru akan banyak warga di luar Daulah Khilafah yang ingin merasakan kesejahteraan hidup di bawah naungan Daulah Khilafah seperti yang terjadi di masa lampau selama 1300 tahun lamanya. Wallahu a’lam bishshawab.