Adakah Solusi Tuntas Maraknya Kriminalitas?


Olah : Isturia Pujiani

 

Lensamedianews__ Kriminalitas tak ada habisnya, setiap hari beritanya selalu muncul. Contohnya penemuan jasad bayi perempuan yang membuat geger warga Kampung Bulak, Desa Nanggerang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor di aliran sungai Caringin. Jasad tersebut tersangkut di akar dan rerumputan dalam posisi terlungkup. (Beritasatu.com, 9-2-2025)

 

Ada juga pria bernama Ismail umur 40 tahun tega menganiaya ibu kandungnya, hingga tewas, karena tidak diberi uang saat ia kalah judi online. (Kumparan.com, 9-2-2025)
Tidak cukup hanya mengelus dada, beberapa kejadian hanya mewakili saja. Fakta sebenarnya jauh lebih banyak lagi.

 

Sumber Masalah

Mudahnya mereka melakukan kriminal karena jauh dari agama. Peran Pencipta dalam kehidupan ditiadakan. Sistem kehidupan sekuler mengandalkan akal manusia yang lemah dan terbatas. Akibatnya terjadi pertentangan dan perselisihan terhadap aturan yang ditetapkan.

 

Sistem sekuler kapitalisme juga tidak bisa menjamin keamanan manusia. Nyawa seolah tak berharga. Sistem sanksinya juga tidak bisa membuat jera pelakunya. Terbukti banyak residivis keluar masuk penjara.

 

Sistem ekonomi kapitalistik membuat kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Orang miskin semakin banyak, sedangkan orang kaya menumpuk-numpuk hartanya. Ketika si miskin tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari maka judi salah satu solusinya. Berharap untung kebanyakan buntung. Kalau sudah seperti ini mereka semakin terpuruk yang mendorong mereka untuk melakukan kriminal.

 

Sistem pergaulan liberal ditambah tayangan pornografi yang nyaris tanpa filter. Anak-anak dengan mudah mengaksesnya sehingga hal ini bisa merangsang pergaulan bebas. Jauhnya mereka dari agama mengakibatkan ketidakpahaman batasan hubungan laki-laki dan perempuan sehingga terjadilah hamil di luar nikah.

 

Sistem pendidikan sekuler hanya menghasilkan generasi yang jauh dari agama dan fokus akademik saja. Kenakalan remaja seperti tawuran, narkoba, pacaran, begal dan sebagainya, menghiasi remaja kita saat ini. Fokus mereka hanya materi dan nilai akademik semata.

 

Begitulah ketika hidup di sistem sekuler kapitalisme saat ini, kerusakannya merata, keamanan dan kenyamanan sulit didapat. Butuh solusi tuntas hingga tidak terjadi lagi kriminalitas.

 

Solusi Tuntas Kriminalitas

Islam berasal dari Pencipta manusia, yang mengetahui kehidupan aman dan nyaman untuk hamba-Nya. Untuk itu masyarakat butuh kehidupan Islam. Dimulai dari individu yang bertakwa.

 

Orang yang bertakwa tahu posisi dirinya sebagai hamba yang harus tunduk dan patuh pada Penciptanya. Untuk itu seorang muslim akan menjadi pribadi yang taat dan menjauhi maksiat. Pergaulan bebas, membunuh, judi akan dihindari karena mengundang azab-Nya.

 

Selanjutnya peran masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap individu lainnya. Individu muslim bukanlah makhluk yang tidak berdosa, maka kontrol ini sangat efektif karena didasari keimanan kepada-Nya. Amar makruf nahi munkar akan berjalan dengan baik.

 

Tidak kalah penting adalah peran negara yang menjalankan perannya berdasarkan Islam. Memberikan keamanan dan memastikan rakyatnya sejahtera adalah kewajibannya. Menutup berbagai celah kriminalitas yang mengancam jiwa rakyatnya.

 

Sistem ekonomi Islam menjamin setiap individu tercukupi kebutuhannya, sehingga tidak terpikir untuk berjudi atau mengundi nasib. Kita bisa lihat bagaimana Khalifah Umar bin Khattab memastikan tiap rakyatnya bisa makan. Memeriksanya rumah per rumah. Hingga ketika ditemui janda yang memasak batu karena tidak bisa makan, Khalifah Umar bin Khattab memanggul sendiri bahan makan itu untuk perempuan tadi.

 

Negara juga akan memberikan sanksi tegas dan adil terhadap pelaku. Sanksi dalam Islam berfungsi sebagai jawabir (penebus dosa) dan zawajir (pencegah). Ketika sanksi ini diterapkan, orang lain akan berpikir seribu kali untuk melakukan kriminalitas.

 

Sebagai contoh pelaku pembunuhan disengaja, hukumannya mati atau yang setimpal. Tetapi jika keluarga memaafkan, pelaku harus membayar diat mughaladzah, yakni denda sejumlah 100 ekor unta, terdiri dari 30 unta hiqqah (unta betina umur 3—4 tahun), 30 ekor jadza’ah (unta betina umur 4—5 tahun), dan 40 ekor khilfah (unta betina yang sedang hamil).

 

Sistem pendidikan Islam outputnya generasi yang berkepribadian Islam. Penanaman akidah sejak dini agar ketakwaan menghujam dalam diri mereka. Mereka paham tujuan hidupnya hanya beribadah kepada Allah SWT. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Saling menasehati antar teman adalah hubungan baik di antara mereka.

 

Capaian utamanya setelah lulus adalah terbentuk kepribadian Islam. Capaian yang lain adalah ilmu yang bermanfaat untuk umat. Demikianlah sistem kehidupan Islam menciptakan suasana yang jauh dari kriminalitas.

Please follow and like us:

Tentang Penulis