Tes Kehamilan Bagi Siswi, Mampukah Menjadi Solusi?
Oleh : Arum
Komunitas Setajam Pena
LenSa MediaNews.Com—Baru-baru ini viral sebuah video yang menunjukkan adanya tes kehamilan siswi di salah satu SMA di Kabupaten Cianjur. Pihak sekolah menyatakan bahwa, kebijakan tersebut diambil lantaran untuk pencegahan pergaulan bebas dan kenakalan remaja. Karena zaman sekarang, pergaulan yang menjurus kepada perzinaan sangatlah rentan terjadi di kalangan remaja, bahkan banyak remaja yang masih sekolah harus mengakhiri pendidikannya dikarenakan hamil (Detik.com, 22-01-2025).
Viralnya video tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Dari segi pendidikan, ada yang menyampaikan bahwa hal tersebut sebagai sebuah solusi agar anak-anak tidak kebablasan dalam pergaulan mereka. Akan tetapi dari sisi lain justru hal ini menjadi bumerang bagi yang belum melakukan hubungan seksual. Mereka akan merasa penasaran bahkan memunculkan keinginan untuk mencobanya karena ingin tahu. Karena tes tersebut hanya dilakukan pada wanita saja, maka akan berpeluang besar bagi kaum adam untuk melakukan seks bebas, sedangkan yang kena imbasnya hanyalah kaum hawa.
Sungguh sangat miris melihat pergaulan remaja saat ini, yang semakin hari kian rusak bahkan bisa dikatakan kehancuran di usia remaja. Inilah buah dari Sistem Kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Banyak yang beragama Islam, namun hanya sebagai simbol dalam kehidupan saja. Bagi mereka Islam hanyalah agama ritual, digunakan ketika di butuhkan, seperti ketika akad nikah, acara kematian dan lainya.
Sistem Kapitalisme ini adalah sistem buatan manusia, dimana sistem yang mengesampingkan agama dan hanya mengandalkan hawa nafsu saja. Tak heran jika mereka tidak takut dosa. Bagi mereka jika ada perasaan sama suka, maka apapun kegiatannya boleh dilakukan. Tanpa menjadikan dasar halal dan haram dalam bertingkah laku di kehidupan.
Kebebasan dalam sistem inilah yang menjadi akar dari semua permasalahan, termasuk seks bebas pada remaja. Menurut mereka dengan dilakukannya tes kehamilan bagi siswa adalah sebuah solusi. Padahal solusi yang tepat hanya jika menggunakan aturan dari sang Pencipta yakni Allah SWT. Zat yang Maha Tahu akan seluruh kebutuhan hambanya, sekaligus yang memiliki aturan terhadap manusia.
Dalam Islam pendidikan sangat penting, sehingga diwajibkan bagi umatnya untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan yang berbasis Islam akan diberikan sejak dini hingga dewasa. Menanamkan kecintaan dan ketakwaan terhadap Rabb-nya, sehingga akan mengantarkan rasa takut untuk melakukan kemaksiatan karena berdosa.
Landasan dasar akidah juga akan menjaga dari pergaulan bebas. Mereka paham mana yang boleh di lakukan, dan yang di larang. Islam di dalam aturannya akan membentuk jiwa manusia yang berkepribadian Islami dengan pola pikir dan pola sikap yang Islami pula.
Maka di butuhkan pondasi untuk mengokohkan remaja dalam menjalaninya, yaitu keimanan. Keimanan yang kokoh dari sebuah keluarga, akan menjadikan anak kuat, baik mental maupun fisiknya. Hal tersebut akan membentuk sebuah generasi yang ternuansa dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan.
Kontrol masyarakat juga dibutuhkan karena pengaruh lingkungan bisa menghantarkan anak lalai dari akidahnya. Dan itu bisa didapat ketika Islam dijadikan aturan dalam sebuah negara. Karena negara akan menjadi pengontrol bagi masyarakat, juga akan menerapkan sanksi tegas bila ada pelanggaran. Menjaga keselamatan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat. Maka harus kembali kepada hukum Allah, agar terlaksanakan aturan-aturan yang jelas, tegas dan tepat bagi remaja juga seluruh manusia.
Allah telah berfirman yang artinya,”Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (TQS al-Maidah: 50).Wallahualam bissawab. [LM/ry].