Neraka di LA
Oleh Lulu Nugroho
Lensamedianews.com- Judulnya serem ya gaes. Padahal ini sesuai pernyataan Trump, yang mengatakan akan memberikan neraka kepada Gaza.
“Jika para sandera tidak juga bebas pada saat saya mulai menjabat, neraka akan membakar di Timur Tengah. Ini tidak baik bagi Hamas atau siapa pun,” ucapnya dalam konferensi pers di Florida, Selasa (7/1).
“Neraka akan pecah. Saya tidak perlu mengatakannya lagi, tapi itulah yang akan terjadi,” lanjut Trump, seperti dikutip CNN, 9-1-2025.
Orang-orang beriman tentu tahu kengerian neraka. Wajib bagi kita beriman kepada hal gaib, termasuk di antaranya percaya adanya sebuah tempat di hari pembalasan, bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT, yaitu neraka. Maka kita akan berupaya beramal salih, agar tidak sampai ke sana.
Berbeda dengan seorang individu yang terbiasa berkata kasar tentang neraka misalnya ‘Go to hell,” dan kalimat lain semacam itu, yang mungkin tak terbayang di benaknya betapa tempat yang satu itu harus kita hindari.
Sebab tak lama setelah pernyataan presiden terpilih AS tadi, terjadilah kebakaran hebat di Los Angeles (LA) sejak Selasa (7-1-2024) yang menyebabkan kerugian besar. Lebih dari 9000 rumah dan bangunan hancur, lebih dari 200.000 penduduk dievakuasi dan kerugian harta Rp2400 triliun.
Bukan bom atau mesiu, tetapi hanya dalam 3 hari seluruh kawasan elit itu, ludes terbakar.
Terjadi pula fenomena langka, yaitu tornado api yang melanda Palisades di utara Santa Monica, gaes, sebuah kawasan yang kini menjadi kota hantu, gelap dan berdebu, dalam sekejap mata.
Padahal semula di sana, banyak terdapat pemukiman mewah dan terkenal, seperti museum Getty Villa yang memamerkan barang antik Yunani dan Romawi, serta Earmes House modern di abad pertengahan.
Maka benar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَا بٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ ۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۙ وَاَ صَا بَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَآءُ ۚ فَاَ صَا بَهَاۤ اِعْصَا رٌ فِيْهِ نَا رٌ فَا حْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الْاٰ يٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ
“Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.”
(QS Al-Baqarah 2: Ayat 266)
Kebakaran menyebabkan puluhan orang meninggal dan ribuan bangunan hancur. Pihak berwenang menyebut korban tewas akan terus bertambah dan dikabarkan api mulai bergerak juga ke New York.
Sikap Remaja Muslim
Mencermati kebakaran di LA, maka patutlah kita berprasangka baik dan empati terhadap musibah. Apalagi di sana ada masjid yang terbakar, dan tentunya terdapat pula kaum muslim.
Namun fakta bahwa negeri Paman Sam ini berkontribusi besar menopang kebiadaban entitas Yahudi melalui persenjataan dan bantuan kekuatan lainnya, kepada saudara kita muslim Palestina, sungguh tak dapat dielakkan. Seluruh dunia mengindera hal itu.
Bahkan para artis dan tokoh yang tinggal di Los Angeles tersebut, turut mendukung negaranya melalui propaganda yang menunjukkan sikap islamofobia. Parahnya lagi, Los Angeles telah menjadi latar bagi kaum pelangi memperjuangkan hak-hak sipilnya.
California dianggap sebagai salah satu negara bagian paling liberal di AS dalam hal hak-hak LGBTQ. Aktivitas seksual sesama jenis telah legal di negara bagian tersebut sejak tahun 1976.
Maka peristiwa ini menjadi pelajaran (ibrah) bagi kita bahwasanya seorang muslim tak perlu merasa sedih dan lemah ketika berada dalam kondisi tertekan. Senantiasa akan ada pertolongan Allah yang akan memberi jalan bagi muslim lainnya untuk mengangkat penderitaan saudaranya.
Kita juga harus berhati-hati dengan ucapan, keputusan dan sikap yang akan kita ambil di dalam kehidupan ini. Sebab seluruhnya terukur dan berada di dalam pengawasan dan hisab-Nya.
Jika kita telisik lagi korelasi seruan Trump dengan bencana besar yang terjadi negaranya, bisa saja ada hubungannya. Namun hal itu berada di wilayah yang dikuasai Allah. Kita hanya dapat mengimani bahwa Allah maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah sungguh berkuasa, gaes, menitahkan manusia untuk menyaksikan kekuasaannya, betapa dahulu bangsa adidaya telah binasa karena azab-Nya. Sebagaimana firman-Nya,
أَلَمۡ تَرَ كَیۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ (6) إِرَمَ ذَاتِ ٱلۡعِمَادِ (7) ٱلَّتِی لَمۡ یُخۡلَقۡ مِثۡلُهَا فِی ٱلۡبِلَـٰدِ (8) وَثَمُودَ ٱلَّذِینَ جَابُوا۟ ٱلصَّخۡرَ بِٱلۡوَادِ (9) وَفِرۡعَوۡنَ ذِی ٱلۡأَوۡتَادِ (10) ٱلَّذِینَ طَغَوۡا۟ فِی ٱلۡبِلَـٰدِ (11) فَأَكۡثَرُوا۟ فِیهَا ٱلۡفَسَادَ (12) فَصَبَّ عَلَیۡهِمۡ رَبُّكَ سَوۡطَ عَذَابٍ (13) إِنَّ رَبَّكَ لَبِٱلۡمِرۡصَادِ (14)
“Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad? (Yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. Dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah. Dan (terhadap) Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, Lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu, Karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka. Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS Al-Fajr: 6-14)
Maka tak sulit bagi Allah menghancurkan bangsa lain yang telah pongah menindas kaum muslim dan agama-Nya. Meski begitu, kita tak dapat berdiam diri menanti pertolongan Allah seperti halnya menunggu keajaiban yang datang dari langit. Tetapi kita harus menempuh jalan umat, dengan membentuk pemahaman, bahwasanya perkara pembebasan negeri-negeri muslim yang terjajah, termasuk Palestina, menjadi tanggung jawab kita.
Mereka memerlukan pasukan jihad yang digerakkan oleh komando kepemimpinan tertinggi dalam Islam, yakni Khilafah. Hingga kini, tak ada satupun negara yang mampu menuntaskan genosida. Bahkan solusi dua negara yang ditawarkan para pemimpin negeri, sungguh menunjukkan mereka tak bertaji dan tak bernyali. Selamanya Palestina adalah tanah kharajiyah. Dan selama itu pula, merupakan milik kaum muslim.
Maka kita perlu berjuang gaes, melakukan aktivitas dakwah demi menyadarkan umat. Ketiadaan Khilafah saat ini, tidak menjadikannya hilang kewajiban menegakkannya, dari pundak kita. Malah menjadi krusial dan mendesak, untuk segera menghadirkannya. Khilafah ala minhajin nubuwwah, yang akan menerapkan hukum Allah secara kaffah, serta menjadi perisai (junnah) dan pengatur (ra’in) bagi umat. Allahumma ahyanaa bil Islam.