Frugal Living , Hidup Menjadi Tenang, Benar Nih?
Oleh : Ferrina Mustika Dewi
Pegiat Dakwah Remaja
Lensamedianews.com_ Lagi-lagi, pemerintah membuat heboh dengan kebijakan yang bikin pening. Pemerintah berencana menaikkan PPN sebesar 12 %. What?! Auto protes, dong. Gimana enggak? PPN (Pajak Pertambahan Nilai) naik, tentu makin memberatkan masyarakat, dong.
Gegara isu kenaikan PPN ini, banyak seruan gaya hidup berhemat, terutama dari golongan produktif seperti Generasi Millenial dan Gen Z. Mereka yang bekerja dari pagi sampai pagi lagi, kadang gaji saja enggak cukup. Ditambah dengan kenaikan kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya. Milenial dan Gen Z ikut pusing, dong.
Populernya Frugal Living
Untuk meredam kepusingan karena biaya hidup yang makin mahal, makin populer, deh seruan lifestyle super hemat atau dikenal dengan frugal living di kanal media sosial. Tetapi, kata Ustadzah Nida Saadah, S.E.,Ak., M.E.I menilai gaya hidup ini menjadi ancaman bagi ekonomi Indonesia karena fenomena ini menjadi tantangan.
“Hal ini terjadi karena yang dikurangi adalah pengeluaran atau belanja masyarakat, yaitu kebutuhan primer, tidak lagi pada kebutuhan sekunder dan tersier. Akibatnya sangat rendah tingkat income (pendapatan) masyarakat,” ujar beliau di salah satu kanal Youtube dalam acara Economic Understanding:‘ Ancaman Frugal Living bagi Ekonomi Indonesia’, Sabtu, 30 November 2024 (muslimahnews.net, 7-12-2024)
Mengenal Frugal Living
Frugal Living (hidup hemat) menawarkan solusi untuk menghindari Milenial dan Gen Z dari sikap konsumtif. Secara sederhana, gaya hidup tersebut sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat terhadap pengeluaran. Frugal living ini lebih dari sekedar tindakan untuk mengurangi pengeluaran. Ini menjadi pendekatan yang lebih bijak buat kita dalam mengelola keuangan, yang berfokus pada nilai jangka panjang daripada kepuasan instan yang memicu gaya hidup konsumtif (kumparan.com, 31-12-2024)
Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memasak makanan sehat, daripada membeli makanan di luar. Membeli produk lokal berkualitas tanpa melirik merk tertentu. Tidak memusingkan gadget yang terus-menerus up to date. Orang yang menjalani frugal living akan menikmati hidupnya yang berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang juga telah ditetapkan (www.djkn.kemenkeu.go.id, 07-12-2022).
Konsep Pembelanjaan Harta dalam Islam
Sayangnya, nih, solusi dari hidup frugal living ini bersifat individual di tengah sistem yang tidak kondusif untuk memenuhi kehidupan pokok dan sekunder masyarakat. Bisa jadi ada yang merasa berhasil dengan beragam tingkat penghematan untuk mencapai keinginannya. Tapi juga, ada lebih banyak anggota masyarakat yang sekadar untuk makan saja sulit.
Sebagai seorang muslim, kita perlu memahami aturan islam terkait fenomena frugal living yang lagi ramai dibicarakan. Agar tidak terjebak pada solusi semu semata dari tujuan hidup yang hakiki. Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan aturan yang sangat lengkap dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Islam juga memerintahkan keluarga muslim untuk mengatur keuangan, agar tidak terjebak dalam pembelanjaan yang diharamkan atau tidak disukai Allah Ta’ala.
Memang tidak mudah mengelola pembelanjaan keluarga, saat sistem kapitalis mencengkram negeri ini, sehingga harga-harga kebutuhan pokok makin naik. Akan tetapi, Allah telah memberi aturan yang terperinci untuk mengelola pendapatan, juga pengeluaran rumah tangga (muslimahnews.net, 17-08-2023)
Kita perlu memahami dan meyakini bahwa rezeki adalah ketetapan Allah. Tugas manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, agar dapat melaksanakan semua kewajiban. Sedangkan Allah adalah pemberi rezeki. Kita sebagai seorang muslim harus membelanjakan kebutuhan pokok yang bersifat wajib. Daripada kebutuhan bersifat sunnah atau mubah.
Pernah dengar ungkapan ‘Tidak besar pasak daripada tiang’ ? Ungkapan tersebut bener banget, kita harus dapat mengatur pengeluaran seefisien mungkin, sesuai kebutuhan (muslimahnews.net, 17-08-2023).
Selain itu, Rasulullah saw. bersabda, “Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik membelanjakan dengan pertengahan dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga pada hari ia miskin dan membutuhkannya.” (HR Ahmad)
Jadi, kita harus bisa menerapkan pola hidup sederhana dengan mengurangi belanja hal-hal yang kurang penting semata untuk memenuhi keinginan. Terakhir, hal yang baik untuk seorang muslim untuk menyisihkan uang untuk ditabung dan bersedekah. Sudah jelas ‘kan? Betapa terperincinya Islam mengarahkan keluarga-keluarga muslim untuk mengatur pembelanjaan harta. Uang belanja pun tidak hanya mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi juga kebaikan dan keberkahan. Wallahu’alam []