Derita Anak Gaza, Kapankah Berakhir?
Oleh: Farida Zahri
Muslimah Peduli Generasi
LenSaMediaNews.com__Waktu terus berputar tetapi kondisi di Gaza tak beranjak dari keterpurukan, kehancuran akibat hantaman bom dari Zionis Yahudi. Komisioner jendral badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philipe Lazarini menyatakan Zionis Yahudi telah melanggar semua peraturan perang di jalur Gaza (Tirto.id, 22-12-2024).
Yang terjadi di Gaza, Zionis semakin brutal terus melancarkan serangannya selama empat belas bulan terakhir. Banyak warga sipil terluka bahkan tewas, sebagian besar korban perempuan dan anak-anak. Mirisnya perhitungan hanya berdasarkan data dari tahun 2023. Jika perhitungan itu dimulai sejak penjajahan Zionis, ratusan ribu umat muslim menjadi syuhada.
Insfratruktur vital untuk kehidupan telah luluh lantak dihancurkan, termasuk camp-camp pengungsi. Genosida ini terus dilakukan di hadapan para penguasa negeri muslim, tapi seolah mereka menutup mata atas yang terjadi. Adapun yang seolah-olah membela Palestina, hanya menyandarkan kepada PBB, pelindung penjajahan itu sendiri, yang semakin mengokohkan entitas Zionis Yahudi.
Kondisi di Gaza tidak bisa berharap pada dunia internasional, yang terkadang hanya sekadar pencitraan semata. Sistem kapitalisme sekuler memberikan jalan semakin luas kepada Zonis Yahudi untuk menguasai Palestina dan dengan leluasa membumi hanguskan jalur Gaza.
Saat ini secara global, dunia dalam cengkraman kapitalisme, dengan berbagai caranya telah memberangus jiwa-jiwa kaum muslim secara khususnya. Dengan kondisi ini seolah para penguasa muslim buta mata hatinya. Mereka tak memperdulikan keadaan Gaza saat ini. Bahkan mereka tetap berpelukan erat dengan musuh Islam.
Genosida di Gaza yang terjadi saat ini merupakan perang ideologi. Adapun ideologi Islam baru diemban hanya sebatas individu, belum ada negara yang mengemban ideologi Islam tersebut. Sehingga untuk menghadapi entitas penjajah butuh negara yang super kuat yang mengemban ideologi Islam. Muslim Gaza sangat membutuhkan pasukan dari kalangan kaum muslim.
Dalam pandangan Islam dengan segala ketentuan dalam hukum syara, Islam memerintahkan jika ada satu negeri Islam diserang musuh, maka fardu ain bagi penduduk yang tertimpa untuk jihad fisabilillah. Dan, fardu kifayah bagi penduduk di sekitarnya. Seandainya penduduk yang diserang tidak mampu mengatasi dengan kekuatannya, maka menjadi fardu ain untuk penduduk yang ada di sekitarnya.
Pada saat ini Palestina sudah kewalahan menghadapi entitas penjajah yang mendapat sokongan penuh dari AS, maka menjadi suatu kewajiban kaum muslim yang ada di sekitarnya untuk membantu saudaranya yang dizalimi.
Namun menghadapi entitas penjajah memerlukan serangan yang seimbang, maka dibutuhkan negara yang akan menyatukan kaum muslim dalam satu komando di seluruh dunia. Suatu keniscayaan dan menjadi suatu hal yang sangat penting, adanya persatuan umat muslim di seluruh negeri Islam di bawah satu kepemipinan, daulah Al-khilafah. Maka kekuatan seimbang akan terwujud untuk melenyapkan entitas penjajah tersebut.
Wallahu a’lam bishawab. [LM/Ss]