Edamame Naik Daun, Saatnya Meraup Untung

Oleh: Novita Suri

Aktivis Muslimah

 

LenSa Media News–Edamame atau kedelai Jepang merupakan kacang kedelai muda yang masih berada dalam polongnya. Edamame memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan juga menjadi salah satu sumber protein nabati. Saat ini edamame menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan karena banyak diminati oleh negara Internasional.

 

PTPN 1 bersama PT. Mitratani Dia Tujuh melaksanakan panen perdana edamame di Kebun Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jum’at, 25 Oktober 2024 lalu. Dalam panen perdana ini potensi pendapatan mencapai 11 Ton per hektar dan ini menjadi tonggak sejarah yang pertama di Sumatera Utara.

 

Panen Edamame merupakan proyek percontohan pengolahan makanan beku yang siap di ekspor dan akan menjadi produk unggulan baru bagi Provinsi Sumatera Utara, dan akan membuka peluang besar bagi Provinsi di pasar Internasional.

 

Menurut Region Head PTPN I Regional 1, Didik Prasetyo edamame akan lebih besar keuntungannya di sini dan akan lebih untung lagi bila ditambah dengan industri pengolahannya. Hal ini dikarenakan lahan dan wilayah yang lebih strategis untuk kegiatan ekspor dekat dengan Belawan dibanding dengan daerah Jember yang pengirimannya  mengharuskan ke Surabaya untuk  ekspor (Metrokampung.com, 28/10/2024).

 

Proyek Edamame ini sendiri merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Melalui panen perdana inilah kelak pemerintah akan melakukan pendampingan kepada kelompok petani untuk membudidayakan edamame dan  akan diekspor ke luar negeri.

 

Ekspor hasil pertanian saat ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah, namun kita bisa lihat ada beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi nilai ekspor itu sendiri, adanya daya saing yang rendah terhadap komoditi tertentu, syarat keamanan dan kualitas produk lokal serta nilai tukar rupiah yang lemah, hal ini yang membuat ekspor hasil pertanian menjadi rendah.

 

Tentu saja ini akan memengaruhi pendapatan daerah dan kita tidak bisa hanya berfokus pada sektor ekspor untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah.

 

Perdagangan Luar Negeri dalam Islam

 

Sejatinya peningkatan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah bukan hanya melalui sektor ekspor. Islam memiliki sistem ekonomi yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah maupun negara. Sumber pendapatan negara dalam Islam di Baitulmal adalah fa’i, jizyah, kharaj, seperlima harta rikaz, dan zakat.

 

Adapun pengolahan sumber daya alam yang ada akan masuk dalam Baitul Mal dan akan digunakan untuk kemaslahatan masyarakat. Dalam bidang ekonomi perdagangan luar negeri baik yang dilakukan oleh negara maupun individu, diatur sesuai dengan syariat Islam yaitu berdasarkan perinsip kewarganegaraan dan kepentingan dakwah dan jihad.

 

Berdasarkan kewarganegaraan, individu maupun negara dilarang melakukan kerjasama apapun kepada negara yang memerangi Islam dan kaum muslimin secara nyata (kafir harbi fi’lan seperti Amerika dan Israel), Terhadap kafir mu’aahid, perdagangan dengan negara mereka dilakukan sesuai dengan pasal-pasal dalam perjanjian yang ditandatangani antara Negara Islam dan negara kafir mu’aahid tersebut.

 

Berdasarkan kepentingan dakwah dan jihad, komoditas yang diperdagangkan juga diatur negara, individu maupun negara tidak diperkenankan memperjual-belikan persenjataan dan alat alat strategis lainnya yang dapat membantu dalam peperangan, sebab tindakan tersebut bisa memperkuat musuh dan membantu mereka untuk memerangi kaum muslimin.

 

Allah SWT berfirman: “…Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan….” (TQS. Al-Maidah 5:2).

 

Namun untuk komoditas lainnya seperti pakaian, makanan dan barang tidak strategis (prabotan, perhiasan, dsb) yang ia tidak mempengaruhi stabilitas ekonomi dan kebutuhan masyarakat maka boleh diperdagangkan.

 

Begitu sempurna Islam mengatur kehidupan. Dengan diterapkannya Islam, masyarakat berbuat bukan hanya untuk meraup keuntungan, melainkan untuk mendapatkan Rida Allah SWT. Allahu ‘alam. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis