Serangan Israel Atas Lebanon, Sungguh Zionisme Durjana!
Oleh: F.K Habibie
Mahasiswa Universitas Indraprasta Jakarta
LenSa Media News–Senin (23/09) Pasukan Zionis memulai gelombang pertama serangan udara atas Lebanon sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Puluhan kota, desa dan area terbuka seperti distrik Sidon, Marjayoun, Nabatieh, Bint Jbeil di Lebanon Selatan dan distrik Zahre, Baalbek dan Hermel di Lebanon Timur menjadi sasaran bombardier serangan udara yang menurut pasukan zionis menjadi tempat tinggal para Hizbullah.
Kementrian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 558 orang tewas, 50 diantaranya anak-anak, dan sekitar 1.835 orang luka-luka atas insiden ini. Ribuan keluarga lainnya juga telah mengungsi akibat serangan tersebut (bbc.com, 24 September 2024).
Tak ayal, semakin jelas tujuan dari pasukan zionis atas perintah dari Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel yang terkenal Bengis ini, target utama dari serangan ini bukanlah warga sipil, melainkan para pasukan Hizbullah yang mungkin menjadi batu sandungan bahkan menjadi momok menakutkan bagi Israel.
Hizbullah sendiri merupakan sebuah partai politik dan kelompok bersenjata muslim syiah yang sangat dominan di dalam pemerintahan Lebanon. Hizbullah menjadi terkenal setelah terang-terangan menentang Israel saat pasukannya menduduki Lebanon Selatan selama perang saudara di negara itu pada tahun 1975-1990.
Lebanon juga dibantu oleh Iran dan sekutu kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad dari segi fisik dan finansial, sehingga mereka berani melakukan serangan mematikan atas pasukan Israel dan AS di Lebanon. Oleh karenanya, Lebanon dan Hizbullah dicap sebagai teroris oleh Israel, negara-negara barat dan negara-negara Teluk Arab dengan pasukan militernya.
Tentunya, perang-perang seperti ini merupakan perang yang sia-sia, mengingat bahwa Israel sendiri merupakan negara Zionis yang selalu berlindung dibalik badan ayah mereka yaitu AS. Selama para zionis ini belum menguasai dunia, mereka akan terus menyerang berbagai negara di sekitarnya yang menurut mereka “mengganggu” dan “meresahkan” , apapun alasannya.
Tak peduli akan banyak warga sipil yang menjadi korban, mereka akan terus menggempur negara targetnya tanpa ampun, seperti kepada negara Palestina kemarin. Palestina, yang menjadi wilayah yang sangat dilindungi kaum muslimin sejak jaman kenabian, akhir-akhir ini menjadi korban penjajahan zionis , tepatnya sejak Kekhilafahan Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924.
Maka, menjadi tugas kita sebagai muslim yang taat kepada Allah SWT, untuk kembali mengingatkan dan membangkitkan Islam di masyarakat. Kebangkitan Islam yang bermanhaj kenabian adalah tujuan kita, untuk melanjutkan kembali apa yang telah dibuat oleh Nabi Muhammad SAW dan meneruskan kembali apa yang telah ditinggalkan oleh para Khalifah selanjutnya. Karena hanya dengan Islam, seluruh kedamaian di dunia ini akan terwujud secara nyata, tanpa adanya campur tangan PBB dan badan-badan dunia lainnya. Wallahu a’lam. [LM/ry].