Tatkala Ilmu Dipandang Sebelah Mata

Oleh Siska Juliana

 

LenSa MediaNews__ Bersekolah merupakan hak setiap anak Indonesia. Bahkan hal tersebut sudah tercantum dalam UUD 1945. Hanya saja, saat ini bersekolah dianggap sebagai beban yang berat. Sebab, mahalnya biaya pendidikan dan berbagai faktor yang melatarbelakanginya.

 

Hal ini seperti yang terjadi di Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Sebanyak 5.848 anak memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. (kompas.com, 15-08-2024)

 

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, Yusuf Ageng Pangestu mengungkapkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan anak-anak usia sekolah di Lumajang tidak mau bersekolah, di antaranya faktor ekonomi dan pergaulan.

 

Dari faktor ekonomi, sebenarnya banyak orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya. Akan tetapi, sang anak lebih memilih bekerja di tambang pasir dibandingkan bersekolah. Mereka beralasan bekerja di tambang pasir sebagai kuli angkut pasir lebih menggiurkan. Pasalnya, mereka bisa mendapatkan upah hingga Rp200 ribu per hari.

 

Cara pandang ini merupakan hasil dari paham materialistis. Standar kebahagiaan dan kesuksesan seseorang dinilai dari banyaknya uang yang dimiliki. Paham ini telah menancap kuat dalam benak generasi. Hal ini juga berkaitan dengan fakta bahwa biaya sekolah saat ini sangat mahal, tetapi tidak menjamin dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

 

Selain itu, biaya pendidkan yang mahal akibat negara membiarkan komersialisasi pendidkan. Alhasil, pendidikan semakin sulit untuk dijangkau rakyat. Mahalnya pendidikan dibarengi dengan harga kebutuhan hidup yang semakin meroket. Maka bertambahlah penderitaan rakyat.

 

Dengan semua problematik ini, masyarakat menjadi berpikir pragmatis. Pemikiran lebih baik bekerja daripada sekolah telah menguasai benak mayoritas rakyat. Jika pemikiran pragmatis ini terus dibiarkan, maka kualitas sumber daya manusia (SDM) negeri ini akan menurun. Negeri ini akan melahirkan generasi yang memiliki mental pekerja, bukan generasi yang berilmu.

 

Inilah dampak penerapan kapitalisme, sistem batil ini telah menanamkan paham materialistis di dalam jiwa tiap individu, sehingga menganggap harta lebih berharga daripada ilmu.

 

Padahal Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran: 190)

 

Akal merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia. Ketika akal dan cahaya keimanan menyatu, maka akan membentuk pemahaman yang sahih tentang kehidupan. Dengan begitu, dalam menjalankan kehidupan akan tunduk ada syariat Allah SWT. Islam memandang ilmu merupakan hal yang sangat penting, sebab hanya dengan ilmu yang dapat melenyapkan kekufuran dan kebodohan.

 

Islam mendorong setiap individu untuk menjadi orang yang berilmu. Oleh karena itu, Islam memerintahkan negara untuk senantiasa mencetak generasi yang berilmu. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Abbas.

 

Ketika Rasulullah saw. menjadi kepala negara Islam di Madinah, beliau memiliki kebijakan bagi para tawanan perang Badar yang bisa membaca dan menulis. Jika mereka mau mengajari umat Islam atau anak-anak kaum Ansar, maka itu sebagai bentuk tebusan bagi mereka.

 

Contoh lain dari peradaban Islam yang gemilang adalah pada masa Khalifah al-Muntahsir Billah. Beliau mendirikan Madrasah al-Muntashiriah di kota Baghdad. Istimewanya, di sekolah ini setiap siswa wajib menerima beasiswa berupa emas seharga 1 dinar (4,25 gram).

 

Para siswa dijamin kebutuhan sehari-harinya oleh negara. Sekolah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap seperti perpustakaan, rumah sakit, dan pemandian. Hal tersebut dilakukan agar para siswa fokus belajar dan menjadi orang yang berilmu.

 

Kurikulum sistem pendidikan Islam akan melahirkan individu yang berkepribadian Islam, serta mampu memberikan solusi atas semua permasalahan yang menimpa umat. Jika sistem pendidikan Islam diterapkan, maka dapat dipastikan tidak akan ada anak yang akan putus sekolah. Sebab mereka menyadari bahwa manusia akan mulia dengan ilmu.

“…Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” (QS Al-Mujadilah: 11)

 

Hanya saja, sistem pendidikan Islam akan bisa dirasakan jika umat hidup di bawah naungan institusi Islam kafah. Wallahu’alam bishshawab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis