Ironi Negeriku, Produk Cina Lebih dari Seribu

Oleh: Elis Sulistiyani

Muslimah Perindu Surga

 

LenSa Media News–Produk tekstil menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kebutuhan manusia. Karena produknya memenuhi kebutuhan dasar berupa pakaian. Namun apa jadinya jika saat ini kita saksikan satu demi satu pabrik tekstil dalam negeri tumbang.

 

Ironinya saat pabrik tekstil banyak yang gulung tikar, produk Cina justru dapat masuk dengan bebasnya. Seperti yang nampak di pasar tanah Abang, banyak pakaian dari Cina yang bahkan belum SNI (cnbcindonesia.com, 10-8-2024).

 

Indonesia sendiri tidak bisa menghindar dari arus pasar bebas, arus yang menghantarkan berbagai macam produk termasuk tekstil masuk ke pasar. Arus ini juga memaksa negeri kita untuk bersaing dengan produk luar.

 

Namun sayangnya fakta di lapangan menunjukkan adanya persaingan yang tidak sehat antara produk luar negeri dari Cina misalnya dengan produk dalam negeri. Hal ini membuat pabrik tekstil lokal tak berdaya dan harus melakukan PHK karyawannya.

 

Produk dari Cina terkenal murah di pasaran, dan produk kita tidak bisa bersaing harga, terbentur biaya produksi yang tinggi. Cina sendiri sebagai negara yang kental dengan paham sosialis-komunisnya. Paham ini menunjukkan eksistensi negara yang punya kendali penuh atas rakyatnya.

 

Paham sosialis-komunie, menetapkan bahwa harta tidak bergerak seperti tanah dan juga mesin sebagai milik negara, sehingga mereka dapat menekan biaya produksi secara maksimal dalam setiap produksinya. Inilah yang membuat harga produk mereka dapat dijual lebih murah dibandingkan dengan produk dalam negeri.

 

Ketundukkan Indonesia, untuk ikut andil dalam pasar bebas ini menunjukkan ketidakberdayaan negara kita untuk dapat berdiri diatas kaki sendiri. Negara tak bisa mengelak dari kesepakatan Internasional. Padahal wibawa sebuah negara dapat dilihat dari kebijakannya yang tidak di intervensi dari kalangan manapun.

 

Hal ini jelas bukan perkara mudah untuk di selesaikan. Karena permasalahan ini muncul secara sistemik, sehingga harus diselesaikan juga masalah dalam sistem pengaturannya. Jika sistem saat ini tidak mampu menyelesaikan masalahnya, mari kita saksikan bagaimana Islam bisa selesaikan masalah ini.

 

Islam hadir bukan hanya sebatas agama namun Islam hadir sebagai aturan kehidupan bagi manusia. Aturan ini datang dari Sang Pencipta yang Maha Mengetahui atas semua ciptaannya. Islam memandang bahwa bisnis yang merupakan hal yang boleh selama sesuai dengan koridor syari’at. Sebelum melakukan muamalah melalui bisnis seorang muslim dituntut untuk mengetahui hukum dari muamalahnya.

 

Seperti halnya dulu Khalifah Umar bin Khattab pernah memberikan perintah untuk melarang orang berjualan di pasar sebelum dia mengetahui tentang muamalah.

 

Dengan adanya hukum syara sebagai pedoman akan menjadikan muamalahnya terjaga dan mendatangkan keberkahan. Hukum syara juga menjadi pedoman jika ada perselisihan saat berjalannya akad muamalah antar individu.

 

Selain itu negara juga menguatkannya dengan menetapkan kebijakan yang sesuai dengan hukum syara sehingga semuanya akan berjalan dalam satu rel yang sama. Negara juga memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya dari gempuran produk asing yang bisa merusak persaingan bisnis yang sehat.

 

 

Negara juga menyiapkan regulasi negara mana saja yang boleh menjamin kerjasama dengan negaranya. Karena Islam memandang ada negara kafir harbi fi’lan yang tidak boleh ada hubungan apapun kecuali perang. Selebihnya negara lain dapat menjalin hubungan dengan negara Islam dengan syarat yang juga wajib di penuhi. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis