Pengangguran Meningkat, Negara Tutup Mata
Oleh. Ayin Zahira
LenSaMediaNews.com__Siapa sih yang tidak tahu bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah ruah. Mulai dari tanah yang menghasilkan bebagai macam bahan bakar, laut yang memiliki aneka tangkapan, juga berbagai macam tanaman yang digarap pada lahan yang subur. Seharusnya berdasarkan tata letak wilayah Indonesia ini, ada banyak peluang kerja untuk para kepala keluarga atau laki-laki. Tapi kenyataannya, banyak laki-laki sebagai masyarakat Indonesia ini tidak memiliki pekerjaan alias menganggur.
Fakta Banyaknya Pengangguran di Indonesia
Baru-baru ini ramai diperbincangkan baik di media sosial maupun media massa jumlah pengangguran di Indonesia yang meningkat pesat, khususnya pada Gen Z. Politikus Nasdem ini mengaku melihat kondisi ini begitu miris mengingat seharusnya Gen Z saat ini berada dalam usia produktif. “Ini kan ramai di media sosial, Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit,” tambahnya.
Ia mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, ada 3,6 juta Gen Z usia 15-24 yang menganggur tahun ini. Itu artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka. Itu artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka di Indonesia. Jika ditambah dengan mereka yang tergolong bukan angkatan kerja tetapi tidak sedang sekolah atau pelatihan (Not in Employment, Education or Training/NEET), jumlah pengangguran mencapai 9,9 juta (wartaekonomi.co.id, 10-08-2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023 sebanyak 9,9 juta orang denganerempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda masuk ke dalam kategori tidak sedang belajar, bekerja, dan dalam pelatihan atau not in education, employment, and training (NEET). Jumlah masyarakat muda berstatus NEET tersebut setara dengan 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional pada Agustus 2023, sebanyak 44,47 juta (cnbcindonesia.com, 27-05-2024).
Tidak Punya Penghasilan Bikin Resah
Ya, tidak dipungkiri jika lontang-lantong tanpa aktivitas yang menghasilkan alias pekerjaan untuk menopang kebutuhan hidup maka jiwa ini akan resah, gundah gulana. Memang uang bukan segalanya, tapi di zaman kapitalisme ini semua serba uang. Hal yang paling mendasar saja seperti kebutuhan makan dan minum kalau tidak ada duit maka tak bisa kenyang.
Tingginya angka pengangguran di negeri ini membuktikan bahwa negara kurang menjamin lapangan kerja, terutama untuk kaum Adam. Padahal di dalam rantai kehidupan, laki-laki adalah kepala keluarga sekaligus yang menafkahi keluarganya. Bagaimana bisa sejahtera sebuah keluarga jika penopang hidup saja tidak berpenghasilan.
Begitulah negeri ini tidak memudahkan warganya dalam mencari pekerjaan. Para pemuda pemudi yang baru lulus dengan gelar sarjana pun kesulitan mencari pekerjaan. Beribu persyaratan yang diajukan menjadi penghalang untuk para pelamar. Akan tetapi begitu mudah untuk memberikan pekerjaan kepada warga asing. Betapa ironis.
Islam Mengatur Lapangan Kerja
Negara bisa dikatakan gagal dalam menjamin kesempatan kerja para lelaki, khususnya kepala keluarga. Karena hal ini merupakan suatu bukti berhasilnya mekanisme terwujudnya kesejahteraan rakyat. Begitulah jika sistem ekonomi yang diterapkan adalah kapitalisme. Di mana pengelolaan SDAE (sumber daya alam dan energi) diberikan kepada asing dan swasta. Alhasil semakin kecil peluang kerja untuk warga sendiri.
Hal lain yang menyebabkan minimnya peluang kerja untuk warga sendiri ialah lahirnya berbagai regulasi yang justru menyulitkan rakyat untuk mendapatkan pekerjaan akibat terjadinya deindustrialisasi.
Lain halnya jika Islam yang menjadi pondasi segala permasalahan. Termasuk permasalahan dalam hal pengangguran yang terjadi di Indonesia. Karena di dalam Islam, wajib menjalankan sistem ekonomi dan politik Islam yang berujuk kepada Sang Pemilik Alam ini. Di dalam Islam, pengaturan dan pengelolaan SDAE merupakan milik umum. Dengan pengelolaan ini, akan ada banyak lapangan kerja yang tersedia.
Tak hanya di bidang SDAE saja, di semua bidang industri atau ekonomi, negara akan memudahkan siapa saja untuk membuka perusahaan selama tidak bertentangan dengan aturan Islam. Memberikan kemudahan kebijakan dan juga dukungan modal jika dibutuhkan. Tujuannya agar terbuka lapangan kerja yang mencukupi untuk rakyat dan rakyat tak ada yang menganggur, terutama laki-laki yang memiliki tanggung jawab pencari nafkah.
Islam mewajibkan negara menyediakan lapangan kerja yang memadai dan juga menjamin kesejahteraan rakyatnya. Islam menggariskan rakyat sebagai tanggung jawab negara yang harus diberikan kesejahteraan. Termasuk dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan. Wallahualam. [LM/Ss]