LenSa Media News–Saat umat Islam di Gaza masih berlumuran darah dan cucuran airmata masih deras mengalir, tersiar kabar lima pemuda yang berasal dari ormas Islam terbesar di Indonesia datang menemui presiden Israel.

 

“Bahwa kami ingin membuat hubungan yang baik antara Israel dengan Indonesia untuk menormalisasi hubungan diplomatik antar kedua negara ini, sehingga kita bisa bekerja sama dan mendapatkan manfaat bersama antara kita,” kata Zainul Maarif, salah satu dari lima orang pemuda tersebut,dalam video yang diunggah akun Instagram dan TikTok Cordova Media.

 

Menjijikan dan memalukan, dua kata ini pantas disematkan kepada orang-orang yang justru ingin menjalin hubungan baik dengan penjajah yang tengah melakukan genosida kepada saudaranya sendiri. Sungguh perbuatan mereka telah mengkhianati umat Islam yang saat ini tengah berjuang sekuat tenaga untuk melawan penjajah.

 

Mengunjungi penjajah dengan maksud menormalisasi hubungan diplomatik adalah sebuah kejahatan yang harus ditindak dan harus diberikan sanksi hukum yang tegas. Jika tidak, maka bukan mustahil kunjungan-kunjungan seperti ini akan terus berulang dan ujung-ujungnya akan menjadi legitimasi normalisasi hubungan dengan penjajah, karena bagaimanapun rombongan tersebut menjadi representasi dari ormas terbesar umat Islam di seluruh dunia. Na’udzubillah.

 

Sesungguhnya Allah SWT telah menegaskan di dalam Alqur’an bahwa hubungan umat Islam dengan pihak yang menyerang mereka adalah hubungan perang, buka diplomasi apalagi normalisasi. Allah SWT berfirman, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas “.( TQS Al Baqarah:190).

 

Maka sudah jelas apa yang dilakukan oleh lima orang aktivis salahsatu ormas tersebut bertentangan dengan Alqur’an sekaligus mengkhianati Allah SWT, Rasul-Nya dan umat Islam. Permohonan maaf saja tidak cukup, para pelakunya harus diberikan sanksi hukum yang tegas. Agu Dian Sofiyani. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis