Menjalin Silaturahmi dengan Palestina

Oleh: Nining Sarimanah

 

LenSa MediaNews__ Kajian rutin bulanan yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Nurul Qur’an, kembali digelar pada 30 Juli 2024 di Masjid Al-Islam, Cijerah, Kota Bandung. Kajian kali ini, berbeda dengan sebelumnya. Di mana, para peserta akan menyaksikan pemutaran film terkait sejarah Palestina juga solusi tuntas yang harus dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia.

 

 

Puluhan peserta baik remaja maupun ibu-ibu antusias mengikuti acara edisi spesial nobar. Adapun, tema yang diangkat adalah “Menjalin Silaturahmi dengan Palestina”. Kajian dipandu oleh Bu Wina, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, surah Muhammad ayat 7 sampai 9 oleh Teh Citra, dan materi disampaikan oleh Ustazah Finita.

 

 

Tibalah pada pemutaran film. Ustazah Finita menyimpulkan bahwa umat Islam diingatkan, ada tiga masjid yang memiliki keistimewaan yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa. Masjid Al-Aqsa yang berada di Yerussalem merupakan kiblat pertama umat Islam, sebelum pindah ke Masjidil Haram.

 

 

Namun, di antara tiga masjid suci itu, ada satu masjid yang sulit dikunjungi secara bebas oleh kaum muslim yaitu Masjid Al-Aqsa. Pasalnya, masjid suci ini dikuasai oleh Zionis Israel. Tak hanya itu, hampir seluruh tanah Palestina berada dalam kekuasaan entitas Yahudi. Tak ayal, warga Palestina pun diusir dari tanah kelahirannya dan ribuan rakyat dibunuh dengan sadis baik ditembak, dibom, disiksa, dan lainnya tanpa memandang jenis kelamin dan usia, sungguh biadab!

 

 

Palestina terus membara. Hal ini berawal pada 1917 dalam perang dunia 1. Inggris merebut Palestina dari Kekhilafahan Utsmaniyah. Pada 2 November, dalam Deklarasi Balfour Inggris menjanjikan “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di sana. Pada 1947-1948 Palestina dibagi menjadi dua yaitu negara bangsa Yahudi dan negara bangsa Arab melalui Resolusi PBB 181, yang disetujui pada November 1947.

 

 

Sementara itu, Yerusalem berada di bawah kendali internasional. Dalam pembagian tersebut, Tepi Barat – termasuk Yerusalem timur – diserahkan kepada Yordania, sementara Jalur Gaza kepada Mesir. Pada 14 Mei 1948, Negara Israel berdiri dan memicu perang selama delapan bulan dengan negara-negara Arab dan berbagai pertempuran lainnya seperti intifada pertama dan kedua.

 

 

Perjuangan rakyat Palestina terus bergelora, hingga tiba suatu peristiwa yang mengagetkan dunia, tak terkecuali bagi Zionis Israel sendiri yaitu serangan mematikan yang dikenal “Badai Al-Aqsa” oleh Hamas. Serangan ini sanggup menembus pertahanan Israel, meluncurkan ribuan roket, dan merebut sebagian wilayah yang diduduki Zionis. Pertempuran terus berlangsung hingga banyak menewaskan tentara IDF, puluhan tank hancur, dan tidak sedikit dari tentaranya mengalami depresi.

 

 

Meskipun demikian, nyatanya pertempuran tersebut sangat tidak berimbang karena Hamas adalah organisasi yang memiliki keterbatasan dalam hal persenjataan dan para pejuangnya. Sementara Israel, level negara dan didukung pula oleh negara Barat seperti Amerika, Inggris, dan Prancis dengan bantuan dana, tentara, amunisi, dan sebagainya.

 

 

Akibatnya, ratusan ribu nyawa melayang akibat kebrutalan entitas Zionis Yahudi. Sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak-anak. Karena itu, kaum muslim tidak boleh tinggal diam menyaksikan saudara kita dibantai dengan keji. Wajib bagi kaum muslim di seluruh dunia untuk membantu warga Palestina, sebab Palestina adalah negeri Islam dan milik kaum muslim.

 

 

Selain itu, yang harus kita pahami adalah konflik Palestina adalah persoalan penjajahan dan perebutan wilayah. Maka solusi, yang harus dilakukan adalah merebut kembali Palestina dari tangan penjajah Zionis Yahudi dengan jihad dan khilafah. Solusi ini, telah ditetapkan Allah. Karena itu, umat Islam harus bersatu di bawah komando kepemimpian Islam dan menggelorakan jihad untuk menghancurkan musuh Islam.

 

 

Sayangnya, khilafah belum tegak. Padahal hanya dengan khilafah bumi para nabi, Palestina bisa dibebaskan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan adanya khilafah harus ada kutlah yang memperjuangkannya. Kutlah tersebut telah hadir di tengah umat dan ada di berbagai negara di dunia, yang bertujuan melanjutkan kehidupan Islam dengan menegakkan kembali institusi politik Islam yaitu daulah khilafah.

 

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, kutlah tidak bisa berjalan sendiri. Ia harus bersama umat, bergerak dan membangun kesadaran akan pentingnya ajaran Islam diterapkan di seluruh aspek kehidupan dalam bingkai negara. Dengan itu, persoalan Palestina maupun berbagai masalah lain, yang menghimpit kehidupan kaum muslim mampu dituntaskan dan umat Islam hidup damai dan sejahtera.

Wallahu a’lam bishshawab

Please follow and like us:

Tentang Penulis