Terwujudkah Cita-Cita Tinggi, Jika Biaya UKT Melangit ?

Oleh : Ning Hari W

 

LenSa Media News–Persiapan menjelang ujian kelulusan SMA telah berakhir, kelulusan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) pun sudah diumumkan. Dengan harapan besar siswa lulus dengan membawa prestasi yang memuaskan dan harapan besar pula bisa diterima Perguruan Tinggi Negeri yang diinginkan.

 

Bukan karena gengsi masuk Perguruan Tinggi Swasta, tapi karena satu tujuan mencari biaya pendidikan yang terjangkau khususnya bagi orang tua yang terkategori ekonomi menengah ke bawah. Dengan harapan besar membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai dengan penghasilan orang tua.

 

Nampaknya harapan mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dengan biaya UKT terjangkau hanya angan-angan belaka. Karena pemerintah telah membuat kebijakan dengan menaikan uang kuliah tunggal (UKT). Kebijakan ini membuat masyarakat ekonomi rendah makin sempit memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri.

 

Keputusan pemerintah dalam menaikkan biaya UKT, menunjukkan bahwa pemerintah tidak serius dan tidak konsisten dalam menerapkan Undang-Undang Dasar. Hal ini jelas bertentangan dengan konsep pendidikan, bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Mirisnya lagi, sekolah yang siswanya lolos SNPMB namun tidak mengambilnya, maka sekolah bisa diblacklist.

 

Kapitalisme Pendidikan

 

Inilah potret Kapitalisme Pendidikan di negeri kita tercinta, mereka menjadikan sektor pendidikan sebagai ladang bisnis. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah keuntungan semata. Dalam sistem kapitalisme, sektor pendidikan tidak lebih dari nilai ekonomi, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang banyak dicari.

 

Seharusnya pemerintah menjamin hak masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan seluas-luasnya yang telah dijamin oleh negara. Namun, faktanya pemerintah justru membuat hak masyarakat untuk mendapat pendidikan menjadi terbatas karena mahalnya biaya kuliah akibat dari ulah pemerintah menaikkan UKT.

 

Pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi rakyat. Majunya sebuah negara tergantung dari tingkat pendidikan masyarakatnya. Namun jika sistem kapitalisme ini masih menjadi pijakan negeri ini khususnya dalam dunia pendidikan, maka harapan untuk masuk perguruan tinggi telah pupus. Karena tidak semua anak dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Padahal, tidak menutup kemungkinan mereka yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah anak-anak yang cerdas, generasi penerus bangsa yang cemerlang dan bertakwa.

 

Begitu zalimnya sistem kapitalisme, rakyat yang harus dilayani dengan sepenuh hati malah dicampakkan begitu saja. Hal ini menunjukkan begitu abainya negara atas hak pendidikan pada rakyat kurang mampu dalam segi ekonomi.

 

Pendidikan Dalam Pandangan Islam

 

Islam memandang bahwa pendidikan adalah kebutuhan mendasar rakyat, artinya negara memastikan bahwa setiap umat berhak mengenyam pendidikan yang berkualitas unggul tanpa membebani rakyat dengan biaya mahal bahkan bisa jadi gratis. Negara memfasilitasi pendidikan bagi tiap individu tanpa memandang suku bangsa, kaya maupun miskin, semua mendapat kesempatan sama rata dalam pelayanan pendidikan. Pendidikan dalam Islam mempunyai tujuan yang jelas, yakni mencetak sumber daya manusia berkepribadian Islam.

 

Begitu seriusnya negara dalam meriayah rakyatnya, semua hal yang menunjang pendidikan akan diupayakan semaksimal mungkin oleh negara. Mulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik yang berkualitas, laboratorium, perpustakaan, dan sebagainya.

 

Proses pendidikan tidak dapat berjalan secara optimal tanpa adanya biaya. Lembaga pendidikan akan mati jika tidak ada dana untuk menunjang keberlangsungan proses pendidikan. Maka negara Islam mampu menyediakan pendidikan gratis karena memiliki sumber pendanaan yang cukup banyak, antara lain : kekayaan sumber daya alam, kas negara, bantuan dari orang tua siswa dan bantuan dari masyarakat seperti wakaf, sedekah, zakat, dan sebagainya.

 

Maka sudah jelas, bahwa sistem Islam mampu memberikan solusi dalam berbagai problematika kehidupan. Umat butuh perisai dalam naungan Khilafah, umat tidak butuh sistem yang lain. Hanya sistem Islam yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, dan ini sudah terbukti kejayaan Islam selama 13 abad lamanya. Hanya sistem Islam yang mampu menjalankan syariat Islam secara menyeluruh, dan hanya Khilafah yang mampu mewujudkan bahwa pendidikan dalam Islam mencetak generasi unggul, berdaya saing tinggi dan membentuk kepribadian individu yang bertakwa. Wallahu a’lam bishawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis