Hipokritnya Kebebasan Berpendapat di Sistem Sekulerisme

LenSa Media News–Penjajahan di dunia masih nyata. Bisa terlihat dari penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Di media sosial pun banyak yang menyuarakan agar penjajahan Israel dihentikan. Suaranya makin keras karena datang dari berbagai kalangan di berbagai belahan dunia.

 

Selain di negeri muslim, berbagai aksi unjuk rasa dilakukan di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, Australia, Inggris, Perancis, dan Kanada. Tentu saja landasan aksi unjuk rasanya pun berbeda-beda, mulai dari rasa kemanusiaan sampai pada pembelaan terhadap agama Islam itu sendiri.

 

Namun, mirisnya aksi unjuk rasa di beberapa negara tersebut mendapatkan respon yang negatif dan penolakan karena dianggap mengganggu ketertiban. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan nilai kebebasan berpendapat yang seringkali dibanggakan oleh sistem sekularisme.

 

Sekulerisme seringkali berwajah diam dalam menghadapi masalah kaum muslim. Sehingga, harus diakui bahwa nilai kebebasan berpendapat tidak akan berpihak pada kaum muslim. Aksi unjuk rasa sangat berpengaruh pada penyelesaian kasus penjajahan Israel tapi disisi lain butuh juga solusi tuntas.

 

Patut disadari bahwa solusi tuntas dari masalah penjajahan Israel terhadap Palestina ini tidak bisa datang dalam konteks sistem sekularisme, tapi harus berasal dari sistem Islam. Bahwa penjajahan Israel terhadap kaum muslim hanya bisa diselesaikan jika ada institusi Islam Kaffah yang menjadi perisai umat. Riri Rikeu. [LM/EH/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis