Membaca Al-Qur’an Diperlombakan, Isi Al-Qur’an Ditinggalkan

Oleh: Ferrina Mustika Dewi
(Penggiat Dakwah Remaja)
Lensamedianews.com, Opini- Baru-baru ini Kabupaten Bekasi menjadi juara umum Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-38, Tingkat Provinsi Jawa Barat ini lho. Prestasi cemerlang yang patut diacungi jempol. Dani Ramdan selaku Pejabat Bupati Bekasi mengucapkan syukur atas prestasi yang diraih oleh peserta.

Setelah meraih gelar Juara Umum pada Pekan Olahraga dan Pekan Paralimpik Jawa Barat 2022, Dani berpesan untuk Qari dan Qari’ah berprestasi agar tetap fokus serta meningkatkan kemampuan. Karena mereka akan langsung mengikuti seleksi pembentukan rombongan peserta MTQ Jawa Barat di ajang MTQ Nasional di Jambi (jabar.antaranews.com, 05/05/2024).

Sungguh prestasi yang membanggakan, guys. Banyak yang memuji prestasi tersebut. Selain jadi tuan rumah, Kabupaten Bekasi juga mendominasi hampir seluruh cabang perlombaan hingga unggul dari Kabupaten Bandung sebagai peringkat kedua. Disusul Kota Bandung di urutan ketiga. Sayangnya, di tengah banyak lembaga pendidikan Al-Qur’an yang mampu mencetak juara MTQ, namun prestasi tersebut tidak menjamin Kabupaten Bekasi bisa membuat warganya nyaman.

Bekasi dikenal dengan banyaknya kriminalitas yang terjadi. Tingkat kriminalitas yang tinggi ini tentu berbanding terbalik dengan prestasi membaca Al-Qur’an. Nah lho, bingung kan? Kenapa ya?
Ternyata Al-Qur’an yang seharusnya jadi sumber dalam melakukan setiap aktivitas dalam kehidupannya nyatanya hanya cukup dibaca dengan irama dan nada yang menakjubkan dalam ajang lomba. Kita sering terlupa untuk mempraktikkan isinya.

Sebagai umat muslim seyogianya mengetahui hakikat Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup, ya. Tidak cukup sekadar membacanya dengan lantunan yang indah. Tapi harus bisa diamalkan dan diterapkan. Al-Qur’an bisa memberikan kita banyak keberkahan dunia dan menolong kita di akhirat (muslimahnews.net, 17/04/2024).

Terus bagaimana dong agar Al-Qur’an  bisa memberikan syafa’at dan keberkahan kepada kita?

Pertama, kita wajib mengimani seluruh isi Al-Qur’an. Seperti yang tersurat dalam Al-Qur’an:
هَٰٓأَنتُمْ أُو۟لَآءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِٱلْكِتَٰبِ كُلِّهِۦ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ عَضُّوا۟ عَلَيْكُمُ ٱلْأَنَامِلَ مِنَ ٱلْغَيْظِ ۚ قُلْ مُوتُوا۟ بِغَيْظِكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
Artinya: “Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS. Ali Imran: 119).
Kedua, Kita harus pelajari dan ajarkan Al-Qur’an kepada orang lain. Rasulullah bersabda: “Manusia terbaik adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkan Al-Qur’an (kepada manusia lainnya).” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 
Dari sini, kita harus bisa memahami Al-Qur’an dan mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari.

Ketiga, kita harus sering membaca Al-Qur’an. Orang-orang yang biasa membaca Al-Qur’an itulah yang mengharapkan syafaat. Karena Rasulullah juga bersabda: “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat nanti untuk memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Keempat, kita harus sering renungkan (tadabbur) isi Al-Qur’an. Dengan memahami dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kita bisa merenungkan ayat-ayat dan memikirkan makna-maknanya untuk kita bisa ambil pelajaran dari isi Al-Qur’an. Dalam firman Allah: “(Inilah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar mereka merenungkan ayat-ayatnya dan agar orang-orang berakal mengingatnya.” (QS Shad: 29).

Kelima, kita harus mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah bersabda: “Akan didatangkan pada hari kiamat nanti Al-Qur’an dan para pengembannya yang biasa mengamalkan isinya.” (HR Muslim).

Keenam, Al-Qur’an harus dijadikan alat untuk menghukumi manusia. Ayat-ayat Al-Qur’an berisi aturan dan hukum-hukum yang harus ditegakkan. Karena murni dari Allah, hukum tersebut tentunya adil untuk manusia dan alam semesta. Allah SWT berfirman, “Hukumilah mereka dengan apa saja yang telah Allah turunkan (Al-Qur’an) ….” (QS Al-Maidah: 49).

Kita dapat mempelajarinya sedikit demi sedikit, tapi tetap istikamah (konsisten). Dengan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, semoga bisa menjadikannya sebagai penolong kita dan memberikan syafaat di akhirat kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.
Wallahu a’lam bishshawab. [LM/ Ah]

Please follow and like us:

Tentang Penulis