Pembunuhan Menjadi Hal Biasa di Negeri Kapitalis

Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

(Aktivis Muslimah Aceh)

 

Lensa Media News – Sejumlah kasus pembunuhan secara sadis terjadi di beberapa daerah belakangan ini, seperti di Bekasi, Ciamis dan Bali. Kasus kriminalitas ini menjadi sorotan publik nasional. Aparat kepolisian pun berhasil meringkus para terduga pelaku dan mengungkap motif di balik peristiwa itu. (cnnindonesia.com, 6/5/2024).

Jasad wanita berinisial RM (50) korban pembunuhan ditemukan dalam sebuah koper hitam di Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (25/4) pagi. Koper berisi jasad korban itu diketahui pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan. Temuan itu langsung dilaporkan ke pihak berwajib.

Kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh TBD (50) terhadap istrinya bernama Yanti (44) di wilayah Rancah, Ciamis, Jawa Barat, mengejutkan banyak pihak. Aksi pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat (3/5) pagi sekira pukul 07.30 WIB. Pelaku disebut sempat menganiaya sang istri dengan menggunakan benda tumpul sebelum memutilasinya.

Seorang pria bernama Amrin Al-Rasyid Pane (20) membunuh perempuan yang merupakan Pekerja Seks Komersial (PSK) berinisial RA (23) di sebuah indekos di Jalan Bhineka Jati Jaya, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali pada Jumat (3/5) sekitar pukul 03.00 WITA.

Kasus demi kasus kriminal terus bermunculan, membuat masyarakat semakin resah. Kasus-kasus ini membuktikan betapa kejahatan yang terjadi semakin hari, semakin mengerikan bahkan hukuman apapun tak membuat jera. Bahkan pelakunya tidak merasa menyesal atau takut setelah melakukan hal itu. mengapa hal ini bisa terjadi?

Kepuasan jasmani dan materi menjadi prioritas dalam masyarakat sekuler, yang akan didapatkan apapun caranya. Hal ini juga berpengaruh dalam pengendalian emosi ketika memiliki kehendak. Saat ini masyarakat seolah hanya berfikir cukup memuaskan hasrat mereka tanpa berfikir akan konsekuensinya baik atau buruk.

Hal itu juga terkait dengan sistem pendidikan yang salah, sehingga menghasilkan manusia-manusia yang selalu berorientasi pada materi, sehingga tamak, memaksakan kehendak dan memenuhi nalurinya. Hal ini memudahkan seseorang melakukan tindak kriminal atau kejahatan.

Sistem sanksi yang tidak menjerakan menjadikan kejahatan merajalela, bahkan memberikan contoh pada orang lain akan solusi yang akan dipilih. Seolah pilihan mereka hanya mengikuti apa yang telah banyak diajarkan di dunia kapitalis yang diangkat dalam film atau drama kriminal. Mereka belajar dari cara yang tidak benar untuk menyelesaikan permasalahannya. Tentu saja ini hanyalah gambarannya nyata yang terjadi di dunia kapitalis yang berbanding terbalik dengan sistem Islam.

Islam menetapkan tujuan hidup manusia untuk taat pada Allah dan terikat aturannya. Dengan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam akan terbentuk pribadi mulia yang beriman Allah dan pada hari akhir sehingga menjaga diri dari kemaksiatan atau kejahatan. Ketaatan itu akan mengikat mereka dari perbuatan yang buruk.

Islam memiliki sistem sanksi yang tegas dan menjerakan sehingga mampu mencegah orang lain dalam melakukan sesuatu perbuatan. Dalam Islam siapapun yang membunuh jiwa tak berdosa maka akan dihukum dengan cara yang sama, atau seperti dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Barangsiapa membunuh seseorang secara tidak sengaja, maka dia wajib mengganti darahnya dengan seratus ekor unta, seratus ekor kambing, dan juga memberikan seratus dinar kepada ahli waris korban. Dan pembayaran tersebut diwajibkan bagi pembunuh darah berdasarkan ketentuan dari hari kejadian pembunuhan itu.”

Wallahu ‘alam.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis