Live Bullying, Bukti Kejahatan Remaja Makin Genting


Oleh : Ferrina Mustika Dewi

(Penggiat Dakwah Remaja)

 

LenSa MediaNews__Duh, kasus bullying tidak pernah ada habisnya deh. Makin marak bentuk dan jumlahnya juga makin banyak. Apalagi pelaku bullying dan korbannya adalah anak di bawah umur. Pelaku bullying juga semakin berani, lho. Bahkan tidak segan untuk melakukan bullying secara live di media sosial mereka sendiri.

 

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di daerah Bandung. Aksi perundungan remaja ini sampai viral di media sosial Instagram, lho. Pelaku berinisial YW alias U melakukan bullying dengan cara memukul korban yang berinisial D menggunakan botol kaca dan menyiarkan secara langsung di akun Tiktok.

 

Dari video yang beredar, pelaku terlihat mengucapkan kalimat tidak pantas dalam Bahasa Sunda. Dari informasi yang didapatkan, peristiwa ini berlangsung di wilayah Mekarwangi, Kota Bandung (jabar.idntimes.com, 27-4-024).

 

Tak hanya itu, setelah video perundungan viral di media sosial, pelaku membuat video lain yang berisi pengakuan kalau pelaku mempunyai saudara seorang Jendral TNI (video.tribunnews.com. 29-4-2024).

 

Guys, kalian pasti tahu, dong kalau bullying itu bisa berdampak buruk bagi korban. Biasanya korban bullying akan mengalami trauma bahkan bisa depresi. Kenapa ya, kasus bullying ini muncul terus?

 

Sebenarnya banyak sebab, ya, guys. Salah satunya karena sistem sekulerisme yang menjadikan standar kehidupan sangat jauh dari aturan Islam. Tak hanya itu, perundungan atau bullying juga dikarenakan lemahnya ketakwaan individu, rapuhnya keluarga, belum lagi rusaknya sistem pendidikan yang ada. Selain itu, masyarakat saat ini jauh dari kepedulian massal untuk amar makruf nahi munkar. Bebasnya media massa dan media sosial, aparat yang lamban dalam menangani kasus, serta sistem sanksi yang tidak tegas kepada pelakunya, semakin menambah menjamurnya kasus bullying.

 

Akhirnya, generasi muda muslim jadi jauh dari jaminan perlindungan keamanan dalam kehidupan sehari-hari. Standar kehidupan mereka semu dan palsu. Sistem sekularisme telah merenggut standar hakiki hidup manusia sekaligus membuat generasi mudah terperosok jauh dalam kubangan kemaksiatan.

 

Sesungguhnya, semua akar masalah ini akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Dari asas sekuler yang melahirkan liberalisme yang begitu mengagungkan kebebasan, termasuk kebebasan bertingkah laku. Sampai aturan Islam pun makin terpinggirkan. Sistem tersebut sangat tidak layak dibela, sudah waktunya untuk kita tinggalkan. Islam sudah memberikan jaminan standar mengenai sistem kehidupan manusia terbaik, ya.

 

Allah Ta’ala pun berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110)

 

Sudah jelas ya, guys. Kita butuh sistem yang memiliki standar halal-haram yang hakiki. Seperti itulah sistem Islam yang memberikan solusi komprehensif dalam menanggulangi perundungan atau bullying yang terdiri dari tiga pilar. Pertama, individu yang bertakwa. Kedua, masyarakat memiliki pemikiran dan perasaan Islami. Sehingga aktivitas masyarakat dalam amar makruf nahi munkar adalah bagian dari keseharian mereka. Terakhir, negara bisa menerapkan sanksi tegas demi tercapainya keadilan hukum yang hakiki (muslimahnews.net, 01-5-2024)

 

Selain itu, negara akan menjaga agama dan moral, serta menghilangkan setiap hal yang dapat merusak akidah dan kepribadian kaum muslim. Seperti peredaran minuman keras dan narkoba sampai berbagai tayangan yang merusak di televisi atau media sosial, contohnya tayangan live bullying yang tengah viral ini.

 

Dalam pandangan Islam, negara adalah satu-satunya institusi yang secara sempurna dapat melindungi anak dan terbukti mampu mengatasi persoalan perundungan. Karena sesungguhnya kepala negara adalah pengurus rakyatnya. Rasulullah juga bersabda, “Imam (Kepala Negara) itu adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang ia urus.” (HR Muslim dan Ahmad)

 

Oleh karena itu, bullying bisa diakhiri dengan menerapka sistem Islam secara kaffah. Hanya Islam yang memiliki lapisan pelindung terhadap kasus bullying, yakni dengan akidah, syari’at, dan sistem sanksinya. Wallahu’alam.

Please follow and like us:

Tentang Penulis