Harga Sayuran Naik, Bikin Warga Panik

Oleh: Hanif Eka Meiana

 

LenSa MediaNews__Beberapa hari terakhir masyarakat dikhawatirkan dengan naiknya harga-harga sembako. Khususnya beras, harganya melambung sejak menjelang Ramadan. Faktor penyebabnya pun beragam. Namun yang menjadi pikiran bagi sebagian masyarakat ialah mengapa harga-harga sembako selalu naik menjelang hari-hari tertentu. Juga dibarengi dengan naiknya harga-harga kebutuhan yang lain.

 

Seperti yang terjadi di Klaten. Kenaikan harga terjadi pada beberapa bahan kebutuhan pokok seperti beras dan telur. Sementara pada komoditas sayuran juga mengalami kenaikan. Seperti harga tomat di Pasar Tanjung, Kecamatan Juwiring, saat ini setara dengan harga telur ayam ras, Rp29.000 per kilogram. Salah satu pedagang sayur bernama Hadi Mursidi juga heran mengapa bisa begitu harganya. Ia mengatakan, harga tomat biasanya hanya Rp3.000 – Rp6.000 per kilogram. Menurut pedagang sayur lain di Pasar Tanjung Juwiring, Yayuk, tomat mulai langka sejak empat hari lalu. (detik.com, 19-3-2024)

 

Tidak jauh berbeda dengan tomat, harga sawi putih, sawi sendok, buncis, loncang, brokoli, cabai dan pare. Menurut Margini, pedagang asal Cepogo, naiknya harga tomat dan sayur-mayur lainnya karena hasil panen petani di lereng Merapi dan Merbabu Boyolali saat ini sedang kurang bagus. “Hujan angin membuat tanaman ambruk dan buahnya busuk. Jadi harga ini bukan permainan pedagang atau petani, kalau tidak percaya ke Cepogo saja,” ucap dia.

 

Kenaikan harga ini membuat beberapa warga resah. Mereka harus bekerja lebih ekstra untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam keluarganya. Jikapun pemasukan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, maka beberapa dari masyarakat akhirnya hanya makan ala kadarnya. Sementara di saat yang sama tuntutan kebutuhan lain juga datang menghampiri seperti biaya sekolah anak, biaya kesehatan, dan lainnya. Jika kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi dampaknya akan muncul banyak kasus pencurian, stunting, pinjol, bunuh diri karena terlilit hutang hingga menggunakan hal ghaib sebagai alternatif pilihan.

 

Apa yang terjadi hari ini merupakan hasil dari penerapan sistem yang salah. Pemerintah seakan berlepas tangan dari mengurusi umat. Sistem kapitalisme menghendaki agama berpisah dari pengaturan kehidupan dan memberikan jalan bagi manusia untuk mengatur dirinya sendiri. Demikian akan memunculkan para pemimpin yang tidak amanah, masyarakat rusak tatanan sosialnya, ekonomi yang dikuasai oleh beberapa pihak dan kerusakan lainnya.

 

Soal kenaikan harga pada sayuran tidak menjadi perhatian bagi pemerintah, jikapun mahal maka rakyat diminta bersabar atau solusi lain yang tidak menyelesaikan masalah. Tidak ada antisipasi dilakukan manakala pasokan kebutuhan langka di beberapa daerah. Sungguh berbeda jauh bila Islam jadi sandaran dan pedoman.

 

Penerapan Islam mampu mencetak pemimpin yang amanah selaku ra’in (pelindung) dan junnah (perisai) bagi umat. Ketiga harga suatu komoditas tertentu mengalami kenaikan, maka pemimpin akan dengan sigap mencari faktor yang menjadi penyebab. Jika pun akibat cuaca maka Khalifah (pemimpin negara) akan mengambil pasokan dari wilayah lain atau dalam hal ini disebut dengan pemerataan komoditas pangan sehingga menjamin tersedianya kebutuhan dasar.

 

Penerapan sistem ekonomi Islam juga akan menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun pelayanan masyarakat lainnya yang diberikan secara gratis oleh negara. Negara juga akan menghukum siapa saja yang berbuat curang dalam timbangan, melakukan penimbunan, monopoli pasar dan penguasaan hajat hidup orang banyak oleh individu. Negara akan menjamin ketersediaan pangan dengan memberikan kesejahteraan untuk para petani, pemberian alat dan sarana yang mendukung untuk pertanian dan menanam bibit sayuran berkualitas dan terjamin kehalalannya.

 

Demikianlah jika Islam diterapkan mampu membuat harga bahan pangan mampu dijangkau oleh masyarakat luas. Jika pun ada kendala dalam memperolehnya maka negara menjadi yang terdepan dalam penyediaannya. Negara juga akan bertanggungjawab penuh dalam menjamin kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Negara pula yang akan memastikan mekanisme di pasar dapat berjalan sesuai syariat. Sehingga masyarakat akan sejahtera dan dapat melewati ramadan hingga lebaran dengan perasaan yang tenang tanpa khawatir akan naiknya harga kebutuhan pokok. Hal ini hanya akan terwujud bila Islam menjadi pedoman kehidupan.
Wallahu a’lam

Please follow and like us:

Tentang Penulis