Perempuan Pelaku Bullying, Fitrah Anak Terancam
Oleh: Anastasia S.Pd.
LenSaMediaNews.com__Sudah lebih beberapa pekan yang lalu, kita disuguhkan dengan maraknya kasus bullying yang terjadi di dunia remaja. Sungguh ironis, seharusnya masa remaja dihabiskan untuk mencari ilmu, berkarya menghasilkan prestasi. Namun, kenyataan sangat berbanding terbalik. Remaja saat ini hidup di zaman kemudahan teknologi dan informasi yang sangat bebas. Mereka dengan mudah terpapar konten kekerasan, sehingga mereka pun melakukan tindak kekerasan dan bullying.
Apalagi di bawah naungan sistem kapitalisme yang menghambakan kebebasan. Tak ada nilai-nilai, serta rambu-rambu yang membatasi semua aktivitasnya. Kerena nilai kebebasan inilah, muncul dampak yang luar biasa, tak terkecuali kasus bullying dengan pelaku perempuan. Padahal seharusnya, fitrahnya perempuan mempunyai kecenderungan untuk bersikap kasih sayang.
Seperti video viral remaja perempuan di-bully oleh sekelompok orang di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Korban pun melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Kini, empat pelaku sudah ditangkap. Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja, Ipda Jonathan Reinhart Pakpahan, menyebut korban bully itu telah membuat laporan.
Laporan dibuat tadi pagi. “Terkait video viral itu, korban baru buat laporan tadi pagi. Saat ini sedang kami pelajari dan dalami. Motifnya ya di sini, pelapor dan pelaku ini saling mem-bully lah. Korban dari informasi dari keterangan penyidik, sering menjelek-jelekkan pelaku, informasinya seperti itu,” kata Jonathan (Detik.com, 1-3-2024).
Motif Bullying Hal Sepele
Kasus bullying kadang disebabkan oleh hal sepele, seperti yang heboh di Riau yang berawal dari saling mengejek atau menyindir melalu sosial media. Kita paham saat ini, kita hidup di sistem kapitalisme yang telah jelas memisahkan aturan manusia dari Allah Swt. Sistem ini melahirkan kebebasan dalam berprilaku.
Hal ini terlihat dari sistem kurikulum pendidikan, yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Pendidikan sekarang hanya fokus kepada hasil atau materi. Akibatnya fitrah anak, khususnya kaum perempuan tidak terpelihara dengan baik.
Bagaimana pun kita melihat derasnya arus informasi yang dengan mudah masuk ke dalam dunia mereka, apakah tontonan, games, serta kepemilikan gawai tanpa melihat batas usia. Semua itu berdampak kepada mental remaja yang rapuh dan mudah tersulut emosi. Kemudahan teknologi memberikan pengaruh yang sangat besar, di mana remaja terbiasa mager memegang gawainya, apakah menonton hiburan, belanja online, atau sekadar memesan makanan melalui aplikasi online. Tanpa disadari, hal tersebut menciptakan remaja sekarang serba mudah, tidak lagi dituntut menjadi seorang yang harus berusaha melakukan usaha untuk mendapatkan keinginannya.
Kemudian lahir dari mereka jiwa-jiwa yang selalu ingin eksis di sosial media. Melakukan sesuatu supaya bisa viral, apakah itu konten kekerasan tindak bullying, atau hanya sekadar membuat konten biasa. Tak jarang beraktivitas di sosial media tanpa aturan. Mereka saling berkenalan lawan jenis, bahkan mengejek, atau memberikan komentar negatif. Sehingga menciptakan konflik yang tidak ada dasarnya. Hal demikian, sangatlah lumrah terjadi.
Jeratan sistem kehidupan yang bebas tanpa aturan, telah benar-benar mematikan potensi remaja. Seharusnya mereka sedang mencari jati diri, mencari ilmu, menjadi remaja berkualitas. Namun fitrah mereka tidak tersalurkan ke jalan yang benar. Malah sebaliknya, cenderung mencari perhatian dengan jalan yang salah.
Islam Jalan yang Benar Menuju Fitrah Mulia
Islam adalah sistem kehidupan yang sangat sempurna, melahirkan aturan untuk memecahkan permasalahan manusia, termasuk masalah sosial, yaitu pergaulan dan pendidikan. Pendidikan Islam berorientasi kepada pembentukan kepribadian Islam dan pemikiran Islam, yaitu membentuk pola pikir seseorang agar mampu mengambil jalan fitrahnya. Yakni mengambil jalan hidup yang benar.
Islam pun mempunyai sistem sosial yang dibangun atas dasar kasih sayang, seperti ayat Al-Qur’an yang artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (TQS. Al-Hujarat: 10)
Dalam hadis lain, Rasulullah Saw. juga banyak menegaskan tentang persaudaraan. Rasulullah Saw. bersabda: “Orang Muslim sesama muslim adalah saudara tidak boleh saling menzalimi dan dizalimi.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Maka itu, jelaslah hanya Islam yang mampu menciptakan generasi mulia, generasi anti bullying. Telah nyata, hidup di bawah sistem kapitalisme gagal melindungi fitrah perempuan. Wallahu A’lam. [LM/ss]