Kemuliaan Perempuan dan Investasi Kapitalisme
Oleh: Fatimah Nafis
Lensa Media News—Pandangan dunia terhadap perempuan hingga kini masih didominasi ide kapitalisme yang merusak. Dengan ide kesetaraan gender, kapitalisme mendorong perempuan agar tak dianggap sebagai makhluk kedua setelah laki-laki karena mereka sering mendapatkan kekerasan seksual serta ketidaksetaraan di dunia kerja.
Karenanya, untuk menghilangkan kesenjangan gender dan mewujudkan kesejahteraan dunia, perempuan harus terlibat dalam aktifitas perekonomian. Untuk itu, setiap tanggal 8 Maret diperingati Hari Perempuan Internasional atau Internasional Momen’s Day (IWD) sebagai peringatan global PBB untuk mengajak masyarakat agar turut memperjuangkan hak-hak perempuan dan menghilangkan diskriminasi.
Pada tahun ini PBB mengambil tema “Berinvestasi Pada Perempuan: Memperkuat Kemajuan”. Investasi ini dinilai bisa memacu perubahan dan mempercepat transisi dunia yang sehat, aman dan setara (detiknews).
Untuk mewujudkan kesetaraan gender ini, lembaga PBB UN Women menyebutkan dana yang dibutuhkan dunia untuk program ini sekitar 360 miliar dolar AS setiap tahunnya yang dimanifestasikan dalam bentuk penyediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan yakni UMKM. Namun masih perlu tambahan investasi sebesar 1,7 triliun dolar Amerika agar pendapatan meningkat 12% pada 2030 (Kompas).
Dalam kapitalisme, kebijakan apapun orientasinya adalah materi, jadi wajar jika perempuan didorong untuk aktif di ruang publik demi menghasilkan pundi-pundi rupiah dan dipaksa meninggalkan kewajibannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Tanggung jawab mendidik dan mengasuh, serta perhatian terhadap suami dan keluarga jadi terabaikan. Perempuan dipaksa menjadi motor penggerak ekonomi dunia. Akibatnya rusaklah tatanan keluarga dan peradaban.
Dalam pandangan Islam, pemenuhan kebutuhan rakyat baik laki-laki maupun perempuan adalah tanggung jawab negara. Perempuan dibolehkan bekerja dan aktif di ruang publik selama tidak meninggalkan tugas utamanya di ruang domestik sebagai ibu pendidik generasi dan pengatur rumahtangga suaminya.
Sementara kewajiban nafkah ada di pundak suami. Dalam hal ini negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan memberikan modal kepada rakyat yang membutuhkan. Selain itu yang menjadi harta milik umum dan milik negara akan dikelola negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Kurikulum pendidikan disusun berdasarkan akidah Islam, yang bertujuan salah satunya mendidik perempuan agar memahami tugasnya yang hakiki, sekaligus investasi besar terhadap peradaban mulia, karena perempuan yang maju dan berdaya adalah perempuan yang kembali kepada fitrahnya. Wallahualam bissawab. [LM/ry].