Islam Menjamin Pendidikan Gratis dan Berkualitas

                      Oleh: Nur Illah K.H

                      (Guru di Bandung)

LenSa Media News _ Mendikbud Nadiem Anwar Makarim melaporkan, hingga 23 November 2023 penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) telah mencapai 100% target, yaitu telah disalurkan kepada 18.109.119 penerima Bantuan itu menelan anggaran sebesar Rp 9,7 Triliun setiap tahunnya. “setiap tahunnya kami menargetkan penyaluran PIP kepada 17,9 juta pelajar dengan anggaran sebesar Rp 9,7 triliun.” Terucap Nadiem beberapa waktu lalu. Penyaluran bantuan PIP dilakukan kemendikbudristek melalui pusat layanan pembiayaan (Puslapdik). Nadiem menuturkan, dengan semangat Merdeka belajar, pihaknya terus menguatkan kolaborasi dan gotong royong dengan pemerintah daerah dan satuan Pendidikan (Republika.co.id).

Terkait penyaluran program Indonesia pintar tersebut, Nadiem mengklaim bahwa program PIP adalah bagian dari Upaya pemerataan hak dan kualitas Pendidikan. Bantuan PIP ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pelajar dalam menimba ilmu di sekolah. Dengan begitu semua anak Indonesia diharapkan dapat merasakan manfaat dari program tersebut. sayangnya capaian bantuan dana Pendidikan 100% tersebut penyalurannya secara bertahap, belum mencakup 100% jumlah anak didik yang ada. faktanya akses Pendidikan belum merata, kondisi saran prasarana, baik kuantitas ataupun kualitas Pendidikan masih banyak yang harus dibenahi. Kualitas Pendidikan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan dana, namun juga kurikulum dan SDM Pendidikan.

Problematika pembiayaan dunia Pendidikan tidak hanya sampai di situ. Di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata akan adanya angka putus sekolah. Ini sungguh ironis. Ditengah kenaikan anggaran Pendidikan dari tahun ke tahun, jumlah anak putus sekolah di Indonesia justru bertambah. Berdasarkan data kemenkeu, anggaran Pendidikan 2023 mencapai Rp 612,2 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan dibanding 2022 yang berjumlah Rp 574,9 triliun. Penyebab utama anak putus sekolah adalah ekonomi. Sebagian besar diantaranya tidak mampu membayar biaya sekolah. Kemiskinan bisa memicu anak-anak menjadi putus sekolah karena merek terpaksa harus membantu orang tuanya mencari nafkah.

 Mencermati semua itu, serapan 100% dana PIP sekedar “aroma pewangi” disamping itu jumlah nominalnya rendah dan tidak sepadan mengakibatkan adanya peningkatan angka putus sekolah dan kemiskinan. Pemerataan kualitas Pendidikan yang dijadikan jargon pada akhirnya malah berselisih jalan dengan kualitas Pendidikan, bahkan Nasib peserta didik itu sendiri.

 Dalam hal ini Islam memiliki konsep dalam pembiayaan Pendidikan. Semua aspek di bidang Pendidikan akan berbeda Ketika Pendidikan diselenggarakan sebagai bagian dari kebutuhan public sehingga tidak dibebankan kepada kantong individu rakyat. Akan sangat berat jika kebutuhan public harus dibiayai secara pribadi. Itulah pentingnya bahwa pendidikan semestinya dibiayai oleh negara dalam semua aspeknya baik fisik, SDM maupun kurikulum dan hal terkait lainnya. Bahkan Islam menjadikan Pendidikan dapat diakses secara gratis oleh semua rakyat. Pendidikan Islam juga memiliki kurikulum terbaik berdasar akidah Islam, yang mampu mencetak generasi berkepribadian Islam, kuat imannya, berjiwa pemimpin dan terampil menguasai teknologi. Di samping itu juga di dalam sistem islam ada kas Baitul mal, memiliki banyak pos pendanaan yang bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan public sebagaimana Pendidikan, Baitul mal memiliki jalur-jalur harta kepemilikan umum yang siap untuk mendanai Pendidikan pada berbagai jenjang serta dengan saran dan prasarana terlengkap.

Wallahu’alam bi showab.

 

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis