Menyikapi Media Sosial Bagi Dunia Pendidikan 

Lensa Media News—Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Seperti yang sudah lumrah kita ketahui bersama bila bersosial media di era ini sangatlah mudah dan beragam medianya.

 

Dari sejak usia TK, anak-anak telah mengetahui handphone atau laptop yang dari perangkat tersebut tak jarang diberikan tontonan-tontonan melalui media sosial oleh para orang tua nya dengan tujuan dan maksud beragam.

 

Untuk mendorong peningkatan dunia pendidikan di Kabupaten Bandung, pengurus PWI gelar audensi dengan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), Selasa 22 Januari 2024. Berbagai program dibahas dalam audensi tersebut, diantaranya langkah Disdik dalam mengimbangi perkembangan teknologi dan maraknya penggunaan media sosial (fokussatu.id, 24/1/2024).

 

Tidak bisa dipungkiri media sosial banyak memberikan kecepatan informasi bagi siapapun termasuk dalam dunia pendidikan. Media sosial mempermudah seseorang terhubung dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun hal tersebut harus disikapi dengan penggunaan yang tepat dan bijak.

 

Anak-anak usia 17 tahun kebawah perlu sekali arahan agar bijak dalam bermedia sosial, mengetahui mana yang baik dan tidak baik dengan kata lain tetap mengetahui batas sopan satun bermedia sosial. Juga harus dapat memilah dan memilih konten mana yang bisa dijadikan contoh atau sebatas fakta saja agar dapat menghindari perilaku atau dampak buruknya. Jangan sampai demi trend yang sedang viral sehingga rela melakukan apapun.

 

Maka hal yang perlu diperhatikan dalam bersosial media adalah : Pertama, konten atau isi dari percakapan atau informasi yang disajikan harus memiliki kriteria diantaranya harus jelas tidak ada kebohongan atau hal yang sifatnya menghina, menyudutkan dan menggunjing. Disampaikan dengan bahasanya yang tepat pemilihan diksi yang benar agar terhindar dari kesalahpahaman.

 

Kedua, adalah kepada siapa konten atau informasi tersebut ditujukan hal ini berkaitan dengan respon dari konten tersebut.

 

Terkait dua kriteria tersebut syariat Islam memberikan detail batasan aturan berkomunikasi baik sesama muslim atau bukan. Sebagaimana pergaulan dalam Islam harus memperhatikan rambu-rambu syariat Islam terutama aspek kebenaran dan tentunya menghindari hoax.

 

Bermedia sosial yang baik jelas sangat mempengaruhi pola pikir dan pola sikap anak-anak sekolah dari tingkatan TK sampai perguruan tinggi. Khansa Ayumi, Muslimah Bandung.Wallahualam bissawab. [LM/EH/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis