Narasi yang Perlu Diwaspadai?
Oleh: Ummu Zhafran (Pegiat literasi)
LenSa Media News _ Miris. Mengutip dari laman beritasatu, seorang akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, menghimbau untuk tetap mewaspadai narasi-narasi kebangkitan khilafah (beritasatu.com, 12/1/2024).
Riskan, mengingat di tengah sengkarut problem yang membelit negeri dan butuh solusi, kembali hadir himbauan tentang waspada Khilafah. Padahal Khilafah bagian dari risalah Islam yang diwariskan Rasulullah Saw. dan bukannya ide khayal yang asing dan bersifat teori belaka.
Mari mengenal Khilafah lebih dekat. Jangan sampai kalah dengan platform bank data macam Wikipedia. Di situ tertulis, Khilafah merupakan bentuk pemerintahan di bawah naungan kekuasaan yang lebih besar bercorak Islam, yakni Khalifah. Dalam liputan khususnya beberapa tahun lalu , salah satu kanal televisi nasional juga menjabarkan definisi Khilafah sebagai sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpin disebut Khalifah, dapat juga disebut Imam atau Amirul Mukminin (Tvone).
Sampai di sini jelas, Khilafah seharusnya bukanlah hal asing bagi umat muslim. Selama belasan abad dunia hidup dalam kekuasaan Khalifah yang memberi sumbangsih berlimpah pada peradaban dunia. Mulai dari Kekhilafahan Umayyah yang pusatnya di Damaskus lanjut Abbasiyah berpusat di Baghdad kemudian Utsmaniyah yang ibu kotanya di Turki.
Terlebih dalil kewajiban menegakkan Khilafah sangat jelas tanpa keraguan. Baik dalam Al Qur’an maupun Hadits Rasulullah Saw.
Salah satunya melalui firman Allah Swt. dalam penggalan surah An Nur ayat 55,
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.”
Imam Ibnu Katsir menjelaskan terkait ayat di atas bahwa ini merupakan janji dari Allah Swt. kepada Rasulullah Saw. Allah akan menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni menjadi para pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka, negeri akan menjadi baik dan semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka. Keadaan mereka niscaya juga akan ditukar sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. (Tafsir Ibnu Katsir) Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Pun di suatu kesempatan Rasulullah Saw. bersabda,
“Dahulu Bani Israil diatur hidupnya oleh para nabi, setiap seorang nabi meninggal, dia digantikan oleh nabi lainnya, dan sesungguhnya tidak ada nabi setelahku. Dan akan ada para khalifah dan jumlah mereka akan banyak.” (HR Bukhari dan Muslim)
“Adalah kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajinnubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang menggigit (Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang memaksa (diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajinnubuwwah). Kemudian beliau (Rasul saw) diam.” (HR. Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadis 18.430)
Semoga semakin jelas pemahaman khilafah di tengah umat. Bagai sinar matahari yang bersinar terang menyirami bumi. Mengutip nasihat Ustadz Omar Mitha di akun sosial medianya ketika menanggapi adanya pihak yang meragukan kebangkitan Islam. Beliau bertutur, boleh saja bila ada yang ingin merusak bunga, tapi adakah yang bisa menghadang datangnya musim semi?
Bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sudah selayaknya teguh meniti jalan dakwah yang ditempuh Baginda Nabi Muhammad saw. dan para sahabat, yang meski rintangan dan tantangan di hadapan, mereka tak mundur selangkah pun. Karena yakin tiada yang bisa menghambat turunnya pertolongan Allah bila Ia telah berkehendak. Wallahua’lam.
(LM/SN)