Dalam Islam, Sekolah Kejuruan Bukan untuk Mencari Cuan
Lensa Media News–Islam memiliki sekolah kejuruan yang handal. Paradigma pendidikan disusun mengikuti asas akidah Islam, sehingga tujuan sekolah kejuruan adalah untuk kemaslahatan manusia secara umum. Kurikulum juga akan disesuaikan pada kebutuhan manusia, bukan atas dasar kepentingan segelintir orang. Keberadaan sekolah kejuruan merupakan perkara penting dalam Daulah Islam.
Sekolah kejuruan berfungsi untuk mempersiapkan paket seni dan keterampilan dalam spesialisasi yang tidak membutuhkan kedalaman ilmu pengetahuan, seperti kerajinan kayu, pandai besi, menjahit, memasak, dan lain-lain. Dengan demikian, Daulah Islam dapat melahirkan sumber daya manusia yang terampil pada bidangnya. Bagi siswa yang tidak berminat melanjutkan pendidikan di sekolah umum dikarenakan satu dan lain hal, mereka bisa meninggalkan pendidikan sekolah formal setelah menyelesaikan periode belajar dasar yang telah ditetapkan, kemudian mendaftarkan diri pada lembaga pendidikan kejuruan untuk mempelajari salah satu spesialisasi yang ada.
Para pakar merupakan pihak yang menetapkan lamanya pendidikan di setiap jurusan, materi yang akan dipelajari siswa dan keahlian-keahlian yang diperlukan untuk mendalami keterampilan tersebut. Setelah kelulusannya, siswa akan diberi sertifikat yang diberi nama sertifikat keterampilan di bidang kerajinan kayu, pandai besi, menjahit, memasak, dan lain-lain.
Dalam Islam, sekolah kejuruan bukanlah alat untuk memperkuat eksistensi para korporat seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme hari ini. Melainkan sekolah kejuruan akan digunakan untuk mempermudah urusan umat dalam menjaga eksistensi Daulah Islam. Selain itu, meskipun mereka sekolah di kejuruan bukan berarti mereka hanya belajar seputar keterampilan saja. Mereka akan terus dididik agar mampu memahami hakikat penciptaan yaitu beribadah kepada Allah swt. sehingga terbentuklah kepribadian Islam yang kuat dan taat dalam diri para pemuda.
Dalam hidupnya, mereka akan terus berlomba-lomba untuk menolong umat, bukan memperkaya diri sendiri seperti yang terjadi pada sistem kapitalisme hari ini. Maka, tidakkah kita rindu pada peradaban Islam yang mampu mencetak generasi berkepribadian Islam dan handal dalam bidangnya?. Wallahualam bissawab. Maulinda Rawitra Pradanti, S.Pd. [LM/EMH/ry].