Guru Bergerak Bersama, Wujudkan Generasi Berkualitas
Oleh: Ida Paidah, S.Pd
LenSaMediaNews__Para muslimah praktisi pendidikan menghadiri acara dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Forum Guru Muslimah Inspiratif (FGMI) Kota Bandung sebagai kajian edisi spesial Hari Guru. Tema yang dibahas pada Ahad, 26-11-2023, adalah ‘Guru Bergerak Bersama, Wujudkan Generasi Berkualitas‘. Ada 3 nara sumber yaitu: Ibu Susi Suvianti, S.S, Ibu Dr. Sri Winggowati, M.Pd, dan Ibu Ustazah Lia Fakhriyah, S.P.
Ibu Susi sebagai pemateri 1 menyampaikan bahwa, beragam kegiatan yang sering diikuti oleh para guru berupa whokshop, IHT, serta pelatihan, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas mengajar guru, seringkali mengurangi kehadiran guru di kelas. Sementara para siswa membutuhkan kita untuk pembelajaran, pengarahan, dan pembentukan karakter.
Sedangkan tugas guru bukan hanya menransfer ilmu saja tapi juga membentuk karakter atau sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Sementara guru dihadapkan dengan kenakalan anak, pembulian, ketidaksopanan, kekerasan, dan sebagainya. Guru seolah menjadi ujung tombak untuk perubahan tetapi dibebani dengan begitu banyak pekerjaan dan kegiatan yang mengurangi peran utama mengajar, demikian Ibu Susi melanjutkan.
Maka akibatnya, banyak pelatihan yang dilakukan guru tetapi tidak berpengaruh pada peningkatan kualitas anak. Sehingga di kalangan anak sendiri, kehilangan role model. dialam sekularisme saat ini mengakibatkan tugas guru menjadi berat dalam membentuk karakter anak yang salih, belum lagi adanya kebijakan untuk mengurangi mapel agama.
Pemateri 2 yakni Ibu Sri Winggo, menyampaikan perihal banyaknya pasal karet yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kebijakan yang akan mengurangi peran agama dalam dunia pendidikan. Sedangkan sekolah dituntut untuk bisa menerapkan program-program dalam kurikulum untuk menyelaraskan dengan kebijakan yang dibuat oleh pihak pemerintah tersebut, dengan alasan untuk meningkatkan kualitas guru dan murid tanpa memperhatikan kebutuhan di lapangan.
Ibu Sri menambahkan bahwa, kepala sekolah harus punya peran dan keputusan yang jelas untuk bisa menyeimbangkan peran guru dan tanggung jawab terhadap peserta didik juga bisa memilah dan memilih program dan kebijakan dari dinas yang memang dibutuhkan di sekolah untuk mencetak anak-anak didik yang berkualitas.
Ibu Ustazah Lia menyampaikan tentang kurikulum yang mampu membawa perubahan, sebagaimana yang digambarkan dalam QS Al-A’raf ayat 96. Bahwa sebuah negeri yang menginginkan keberkahan, maka penduduknya harus beriman dan bertakwa. Beriman dalam Islam harus mempunyai indikator yang jelas. Maka guru akan fokus pada berbagai upaya untuk mengarahkan peserta didik agar tercapai tujuan tersebut.
Kita harus wajib takut dan khawatir terhadap keturunan atau anak-anak yang lemah, baik iman, pengetahuan, maupun adab. Ustazah mengingatkan, “Kewajiban kita mengingatkan pada anak untuk berbuat baik karena Allah, agar terbentuk generasi yang beradab dan berakhlak.”
Guru pun harus memiliki kompetensi, berupa:
1. Kepribadian yang terbentuk dari pola pikir dan pola sikap Islam
2. Pola asuh dalam mengajar di sekolah atau di kelas yang selalu mengaitkan dan membiasakan untuk mengenalkan pada anak nilai-nilai syara’ yang terintegrasi dengan mata pelajaran. Hal ini pun harus dilakukan oleh orang tua di rumah.
3. Tehnik komunikasi, menggunakan bahasa yang ahsan, lemah lembut dan menanamkan pemahaman tentang ilmu dan materi pelajaran bukan hanya bekal untuk di dunia tapi juga harus tersampaikan pada anak, bahwasanya hal itu pun akan menjadi bekal kelak di akhirat.
4. Memiliki pemahaman tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah. Semua akan mudah tercapai, apabila acuan kurikulum menggunakan standar Islam. Hanya saja saat ini sulit mewujudkannya sebab kita masih berada di dalam sistem sekuler. Maka kewajiban kita semua hari ini, adalah terus berdakwah untuk menyampaikan pentingnya aturan dan hukum Islam dalam sistem kehidupan. Wallahu ‘alam bishshawab.