Maraknya Bullying di Sekolah, ‘Gak Bahaya Ta’?

Oleh : Indah Hari diyanti

 

Fenomena bullying akhir-akhir ini naik lagi, di era tahun 1980-2000 bullying ini sudah ada. Hanya karena tidak ada sosial media seperti sekarang ini. Jadi seolah-olah anak jaman dulu di sekolah adem ayem saja.

 

Apa sih Bullying itu?

Bullying atau penindasan adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompk orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan secara sistematik (menurut Olweus – 2005).

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman untuk belajar memperoleh ilmu pengetahuan dan belajar mengembangkan kemampuan bersosialisasi para siswanya.

Akan tetapi beberapa waktu terakhir ini, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa sekolah bukan lagi mejadi tempat yang aman untuk menuntut ilmu. Hal ini tentunya dikarenakan marak beredarnya video maupun berita terkait perilaku bullying oleh siswa atau siswi yang terjadi di lingkungan sekolah.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya dikarenakan, pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan pertemanan, kompetisi yang tidak sehat, pengaruh sosial media, dan masalah pribadi, sakit hati. Yang semuanya itu adalah buah dari sistem kehidupan yang rusak karena jauh dari sistem kehidupan Islam Kaffah.

Kejadian bullying muncul dalam berbagai bentuk mulai dari intimidasi, mengejek, juga dalam bentuk kekerasan fisik yang tentunya menyebabkan hilangnya nyawa korban akibat kekerasan langsung atau korban yang memutuskan mengakhiri hidup (bunuh diri) akibat tidak tahan terus menerus dibully.

Perlu disadari bahwa bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapapun, bahkan oleh anak yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik juga berprestasi, atau juga oleh anak yang nampak dalam kesehariannya sebagai anak yang pendiam.

Perilaku-perilaku kecil yang biasanya dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti menertawakan satu teman atau mengajak seisi kelas menertawai salah satu teman sambil meledeknya, memanggil nama teman dengan panggilan ejekan atau nama dari orangtua, meminjam barang kemudian tidak dikembalikan atau dirusak.

Apa yang dilakukan orangtua agar anaknya tidak dibully yaitu:
1. Menanamkan rasa percaya diri yang dibangun oleh keimanan.
2. Memastikan kemampuan anak dalam berkomunikasi.
3. Membangun kemampuan problem solving.
4. Membangun paradigma bahwa ketika ada masalah itu bukan aib.

Hal yang dilakukan orang tua agar anak tidak menjadi pelaku bully:
1. Memahamkan hukum mengolok-olok/menghina adalah hal yang dilarang.
2. Mengokohkan keimanan bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, dan membalas semua amal perbuatan manusia.
3. Membangun dan membiasakan bersikap yang benar memperlakukan orang lain.
4. Membangun kemampuan komunikasi.
5. Serius mensikapi pelanggaran yang dilakukan.
6. Serius menghadapi bersama keluarga, masyarakat, dan negara.

Selain peran orangtua sebagai salah satu solusi memutus kejahatan bullying adalah adanya kontrol masyarakat disekitar. Wajib mendukung juga melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar (saling menasehati).

Dan yang tak kalah pentingnya untuk mensolusi bullying ini adalah peran negara, yaitu :
1. Melalui kurikulum pendidikan berbasis akidah islam.
2. Menciptakan lingkungan dengan ketaqwaan komunal melalui sistem pergaulan Islam sehingga lingkar pertemanan menjadi aman.
3. Ada filter atau penyaring yang kuat dan tegas terkait tayangan-tayangan di media sosial.
4. Aturan dan sanksi yang tegas. Tentu saja semua itu hanya bisa diwujudkan dengan sistem Islam secara keseluruhan (kaffah) di setiap lini kehidupan.

AllahuA’lam bishshowab. [LM/UD]

Please follow and like us:

Tentang Penulis