Oleh : Ika Nur Wahyuni

 

LensaMediaNews__Di Minggu pagi yang terik, tak menghentikan langkah para remaja muslimah untuk hadir dalam acara Majelis Taklim Remaja (MTR) yang rutin digelar sebulan sekali dan diprakarsai oleh Komunitas Remov Karawang. Pembicaranya adalah Kak Rina Meirina, S.T dan dipandu oleh Kak Via. Tema kali ini benar-benar dekat keseharian para remaja yang kerap menggandrungi seseorang dari mulai kalangan pemain film, selebgram, youtuber, baik dalam dan luar negara.

 

Kak Rina menyampaikan bahwa hari ini banyak fans dari kalangan anak muda yang mengidolakan seseorang kelewat batas. Istilahnya idol fever. Para idol fever ini rela tidur di bus, mentato sekujur tubuhnya demi mendapat atensi dari sang idola. Bahkan mereka secara detil bisa mencari tahu lokasi tempat tinggal sang idola hanya dari pantulan bola matanya.

 

Saking terobsesi dengan idolanya, tak segan mereka menyakiti secara verbal di media sosial. Bahkan yang lebih ekstrim lagi, mereka melakukan kekerasan fisik dari yang ringan hingga yang paling berat yang menyebabkan sang idola meregang nyawa. Nauzubillah. Inilah fenomena idol fever yang terjadi hari ini.

 

Pada faktanya para idola tidak muncul begitu saja melainkan diterbitkan oleh industri baik musik ataupun film yang dibekingi oleh pengusaha media via acara gosip dan fans meeting. Selain itu mereka juga didukung oleh pengusaha fashion mulai dari pakaian, sepatu, tas, aksesoris, kosmetik, dll. Dilindungi oleh aturan pemerintah yang menjunjung tinggi asas kebebasan (liberalisme).

 

Apa yang didapat para idol fever ini? Mereka tidak mendapatkan apapun selain kerugian. Meskipun mereka menghabiskan siang-malam untuk memikirkan para idola, menguras tenaga dan waktu agar bisa disebut dengan fans garis keras, merogoh kocek dalam-dalam demi bertatap muka dengan para idola hingga mampu mengorbankan harga dirinya. Jadi bisa disimpulkan adanya idola hanya menguntungkan kalangan pengusaha yang notabene pemilik modal (kapitalisme).

 

Yang lebih membuat miris kata Kak Rina adalah idol fever ini juga menjangkiti para muslimah tanpa terkecuali. Padahal sebagai seorang muslim, kita diperingatkan untuk tidak mengambil contoh atau mengidolakan seseorang secara berlebihan apalagi tokoh idola bukan dari kalangan muslim dan aktivitasnya jauh dari nilai-nilai Islam.

 

Sudah waktunya para muslimah menyadari untuk mencari idola yang sudah pasti dijamin surga dan the real idol telah disebutkan di dalam Al-Qur’an.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya :
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab : 21)

 

Idola sejati umat Islam adalah Nabi Muhammad Saw. Beliau “diorbitkan langsung oleh Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta yang Maha Pengasih dan Penyayang. Allah tidak memiliki kepentingan apapun terhadap kita dan sungguh mustahil Allah akan menzalimi manusia. Untuk itu kita harus memperjuangkan cinta kepada Rasulullah saw. dengan cara memperkuat iman, memperdalam Islam dan ilmunya, begitu yang disampaikan Kak Rina pagi menjelang siang hari itu.

 

Kajian hari ini pun ditutup dengan pembagian door prize, tak lupa foto bersama. Semoga semakin banyak remaja muslimah yang tercerahkan dengan kajian rutin bulanan yang diadakan Komunitas Remov Karawang. Dengan berjamaah, kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan. Sesuai dengan slogan Remov, “bersama dalam hijrah sampai jannah”.

 

Sehingga hijrah secara totalitas dari mengidolakan manusia biasa menjadi mengidolakan insan mulia yang sangat mencintai umatnya yaitu Rasulullah saw. Sabda Rasul saw:
Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).” Sahabat Abu Bakar pun bertanya, “Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah menjawab, “Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman denganku.” (HR Muslim)
Wallahu’alam

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis