Generasi Rasa Stroberi
Oleh : Ika Nur Wahyuni
LensaMediaNews__Komunitas Remaja Move On (Remov) Karawang menggelar kajian remaja pada Ahad pagi, 10 September 2023 yang bertempat di Aula Serbaguna Asrama Haji Karawang, Jawa Barat. Acara yang dihadiri oleh puluhan remaja muslimah ini mengangkat tema “Generasi Rasa Stroberi” yang dipandu oleh Kak Sukma sebagai pembawa acara berlangsung seru.
Generasi adalah tonggak peradaban dan masa depan bangsa. Tanpa generasi suatu bangsa akan mengalami kemunduran. Namun bagaimana bila pada diri remaja yang notabene generasi masa depan menempel rasa stroberi? Inilah yang diulas secara lengkap dan gamblang oleh Kak Ratri Widiastuti, S.Pd sebagai pemateri. Terkadang terselip tawa dari para peserta yang hadir karena merasa tersindir dengan tema yang diusung kali ini.
Kak Ratri menjelaskan generasi stroberi adalah generasi muda yang kreatif dan memiliki ide cemerlang tapi mudah hancur ketika mendapatkan tekanan sosial. Istilah generasi stroberi mengacu pada generasi di bawah milenial yang dianggap indah tapi lemah seperti buah stroberi yang merah, manis, tapi mudah hancur atau rusak. Bukan karena faktor genetis alias keturunan lahirnya generasi ini tetapi pengaruh lingkungan yang membentuk karakter mereka.
Generasi stroberi dianggap sebagai generasi pemalas yang mendambakan kesuksesan secara instan dengan cara santai. Selain itu healing atau refreshing sangat identik dengan generasi ini. Bila ada masalah, generasi ini cenderung ingin menenangkan diri dengan healing bukan menghadapi dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi.
Generasi ini juga terkenal paling royal dalam urusan self reward alias penghargaan untuk dirinya sendiri. Ini menjadikan mereka boros dan konsumtif. Apapun dibeli selama itu dalam rangka menghargai dan mencintai dirinya sendiri. Meski barang atau benda tersebut tidak terlalu dibutuhkan.
Tapi kata Kak Ratri, generasi stroberi juga memiliki karakter positif yang apabila dioptimalkan dengan baik akan menjadikan mereka salah satu generasi terbaik. Apa saja karakter positifnya?
Pertama mereka menyukai tantangan, ini berguna untuk mengasah dan menguji kemampuan mereka dan akan sangat berguna untuk pengembangan masa depan mereka.
Kedua, generasi ini berani menyampaikan pendapat tanpa memikirkan akibatnya selama membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain.
Ketiga, mereka juga mengikuti perkembangan zaman, aktif menggunakan internet dan mahir dalam mengaplikasikan teknologi terkini.
Yang keempat, generasi ini memiliki pemikiran kreatif, kritis dan cerdas yang menjadi nilai tambah keberadaannya.
Teruntuk para generasi stroberi, Kak Ratri memberikan rumus agar siap dan pandai dalam menghadapi berbagai masalah yaitu “kalau salah dalam memandang masalah (ujian) maka salah dalam mengambil sikap.” Oleh karena itu sebagai remaja muslimah harus rajin mengkaji secara rutin tentang ajaran Islam.
Islam selalu mengajarkan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluar seperti dalam firman Allah SWT,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS Al-Insyirah: 5-6)
Pada hakikatnya masalah adalah ujian dari Allah SWT sebagai salah satu bentuk kasih sayang terhadap hambanya. Dan setiap masalah yang terjadi merupakan cara Allah untuk meningkatkan kualitas dan keimanan kita sebagai seorang muslim dan untuk meninggikan derajat kita di hadapan-Nya. Dan harus ditanamkan keyakinan pada diri kita bahwa Allah memberikan masalah sesuai dengan kadar kemampuan kita.
Sebelum menutup materi, Kak Ratri menyampaikan hadits untuk direnungkan oleh para remaja muslimah yang memenuhi aula. Rasulullah saw bersabda :
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Acara kajian kemudian ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Kak Tia. Semoga kita semua tidak menjadi generasi stroberi yang rapuh tapi menjadi generasi Islam yang tangguh dan percaya diri serta menjadi tonggak perubahan untuk menuju kembalinya kejayaan Islam. Doa yang diaminkan oleh seluruh yang peserta yang hadir. Sampai jumpa di acara kajian bulan depan, tutup Kak Sukma sebagai pembawa acara.
Wallahu ‘alam