Mewaspadai Kampanye Profiling Pemuda Muslim ala Kapitalis

Oleh : Nurita Amalina W

 

Lensa Media News-Baru-baru ini media sosial memberitakan prestasi seorang remaja putri berhijab yang penyandang disabilitas dalam sebuah ajang pencarian bakat bergengsi di Amerika Serikat dengan peraihan Golden Buzzer.

 

Diberitakan bahwa kemampuan dia bernyanyi bermain piano dengan keterbatasan fisik yang dimiliki memikat hati para juri atas prestasinya itu remaja yang berumur 17 tahun tersebut langsung diundang ke istana untuk menemui presiden pada kesempatan itu presiden memberi uang saku sebagai bekal bagi pelajar tersebut untuk melanjutkan kompetisi di babak berikutnya.

 

Tak hanya itu beberapa waktu sebelumnya dua pemudi hijabers juga mendapat prestasi yang sama di ajang pencarian bakat bergengsi di tanah air. Mereka pun di banjir pujian karena bakat bernyanyinya hingga mengalahkan ribuan peserta lainnya kemunculan hijabers menjadi idola baru dipandang sebagai sejarah baru bagi umat Islam.

 

Apresiasi negara yang begitu luar biasa terhadap keberhasilan para pemuda tersebut seolah memberikan gambaran profil pemuda Muslim atau Muslimah prestatif yakni mereka yang menyumbangkan prestasi di bidang entertainment.

 

Namun apakah benar profil pemuda Muslim yang sesungguhnya adalah mereka yang berprestasi dalam industri hiburan? Bagaimana peran negara dalam mendukung terwujudnya Profil pemuda Muslim yang Hakiki?

 

Paradigma Kapitalis dan penerapannya telah merasuki masyarakat. Di dalamnya dengan akidah sekularisme, tidak terkecuali pemuda. Mereka kemudian terpapar akidah sekuler dan turunannya, seperti hedonisme dan materialisme. Dalam ideologi ini, nilai yang utama harus diraih dalam kehidupan adalah materi.

 

Sementara itu, nilai akhlak, ruhiyah, dan kemanusiaan dikesampingkan. Semua perbuatan ditargetkan untuk mendapatkan materi. Oleh karena itu, mayoritas pemuda akhirnya memandang kehidupan hanya untuk bersenang-senang, jauh dari keinginan untuk berdakwah dan berjuang untuk Islam.

 

Jadilah mereka profil pemuda ala kapitalis, dengan bakat, prestasi, popularitas, dan tanpa memperdulikan masa depan umat. Yang terpenting mendapatkan cuan. Lebih miris bila mereka pun menabrak rambu-rambu halal/haram, bahkan penghalang penegak Islam kafah.

 

Apabila kondisi seperti ini dibiarkan, maka bonus demografi yang akan didapatkan hingga 2030 akan tersia-sia. Selanjutnya ada beberapa arus perusakan potensi profil generasi muda dilakukan melalui:

1. Penyesatan ideologi, dengan cara: Moderasi beragama, berupa pendangkalan akidah atas nama toleransi, interfaith, dan Islam ramah, deradikalisasi sebagai bentuk islamofobia, feminisme milenial dengan fenomena childfree, waithood, my body is mine, Invasi pemikiran sekularisasi dan liberalisasi menghasilkan permisivisme (free sex, L687QI), hedonisme, dan konsumtivisme (fenomena CFW), premanisme (narkoba, tawuran, aborsi, bulliying, dan lain-lain. Efeknya adalah generasi muda kehilangan jati diri dan tidak punya ketahanan ideologi. Muslim, tetapi sekuler.

 

2. Pembajakan potensi intelektual dan ekonomi, dengan cara: Penerapan kurikulum merdeka, seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Knowledge Based Economy, Triple Helix/Penta Helix, digitalisasi. Akibatnya generasi muda hanya menjadi mesin penggerak ekonomi kapitalisme sekaligus end user produk industri kapitalisme, pengetahuan mengabdi kepada kepentingan para pemilik modal, dan mencetak SDM pintar, tetapi minus moral.Perusakan Ini menjadikan umat Islam kehilangan modal kebangkitan dan tetap di bawah cengkeraman penjajahan.

 

Selain pembajakan pembentukan profil Pemuda saat ini, dibalik itu semua adalah skenario busuk barat melalui pelemahan profil generasi Islam.

 

Demikianlah realitas umat Islam saat ini, mayoritas gagal paham dalam membaca skenario politik yang dirancang oleh barat. Sehingga dengan kekuatan cengkraman nya mereka terus melakukan manuver untuk mencetak profil pemuda sesuai dengan keinginan mereka.

 

Profil Pemuda Muslim Pencetak Peradaban

 

Pemuda itu kuat, tangguh, penuh inspirasi, lincah, pantang menyerah, suka tantangan, tidak ada lelahnya, dan masih banyak kata yang bisa menggambarkan tentang pemuda. Profil pemuda itu sejatinya menyenangkan sebab mereka adalah gambaran generasi yang penuh ambisi dalam mewujudkan cita-cita, mempunyai mimpi besar yang hendak mereka capai.

 

Pemuda memiliki rasa keberanian yang tinggi sehingga gejolak untuk bangkit dalam membela kebenaran akan berkobar penuh semangat dan mampu menyingkirkan segala halangan rintangan yang menghadang. Masa yang mereka lalui adalah masa untuk banyak belajar, mencoba yang belum pernah dilakukan, serta penuh kreativitas sehingga akan banyak prestasi yang dapat diraih jika bersungguh-sungguh mengupayakannya.

 

Ada tujuh (golongan orang beriman yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah di bawah naungan-Nya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu … seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabb-Nya. ….” (HR Bukhari).

 

Hadis ini menunjukkan bahwa pemuda berpeluang untuk mendapatkan perlindungan dari Allah Taala asalkan syaratnya terpenuhi, yaitu menjadi orang yang beriman dan menyibukkan diri beribadah kepada-Nya. Bentuk beribadah kepada Allah tidak sekadar menjalankan ibadah mahdhah, seperti salat, puasa, zakat, ataupun berhaji, melainkan juga totalitas menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

 

Profil pemuda seperti apa yang mampu menjadi pencetak peradaban mulia? Di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, pemuda yang bersyaksiyah Islam. Syaksiyah (kepribadian) pada setiap manusia terbentuk oleh aqliah (pola pikir) dan nafsiah (pola sikap). Akliah adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu, yakni mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang. Sedangkan nafsiah adalah cara yang digunakan seseorang untuk memenuhi garizah (naluri) dan hajat al-‘adhawiyah (kebutuhan jasmani), yakni memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan kaidah yang diimani dan diyakininya.

 

Hanya saja, untuk menghasilkan pemuda dengan profil pencetak peradaban mulia itu, mustahil akan lahir dari sistem sekuler kapitalisme. Oleh karenanya, perlu adanya sebuah sistem yang sempurna (Islam) dalam bingkai Daulah Islamiah yang akan mampu mewujudkannya. Allahu A’lam bish showab. [LM/VF/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis