Miris, Karhutla Belum Selesai

Lensa Media News-Permasalahan lingkungan masih marak saat ini, salah satunya mengenai Kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Bahkan, karhutla di Kalimantan Selatan melanda 132 hektare serta jumlah titik api sebanyak 2,1 ribu lebih tersebar pada 13 Kabupaten dan Kota ( kalimantanpost.com, 22/06/2023).

 

Efek dari karhutla ini bisa dirasakan oleh banyak pihak. Kualitas udara menjadi tidak sehat dan berbahaya. Jarak pandang menjadi terbatasi karena tertutup asap. Selain itu, banyak kerugian baik fisik atau non fisik akibat dari karhutla ini yang sangat besar.

 

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyorot kinerja pemerintah dalam menangani kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Dalam sorotan itu, pemerintah dianggap gagal dalam penyelamatan hutan, khususnya hutan gambut, sehingga kebakaran terus saja berulang ( kumparannews.com, 11/09/2023).

 

Pada realitanya, dibutuhkan sistem yang memiliki mekanisme holistik dalam menanggulangi masalah karhutla. Sistem yang bersumber dari wahyu Allah Swt. Sistem ini adalah sistem Islam.

 

Dalam sistem Islam, negara adalah pelayan umat yang mengurusi urusan umat dalam bingkai ketaqwaan. Negara memastikan bahwa sumber daya alam yang dimiliki diolah dan dijaga untuk kepentingan umat bukan korporasi. Umat dibekali dan dibina agar memiliki pemahaman yang benar untuk menjaga sumber daya alam. Tentu saja hal ini sangat kontras dengan sistem saat ini yang mengutamakan para pemilik modal besar. Akibatnya solusi yang dibuat menjadi solusi tambal sulam semata. Sehingga karhutla sering terjadi. Riri Rikeu. [LM/IF/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis