Pilih Pelihara Kucing Daripada Punya Baby? Serius?

 

Pilih Pelihara Kucing Daripada Punya Baby? Serius?

 

Oleh: Faiza Kameela

 

LenSaMediaNews.com – Bestie, biasanya pasangan yang baru menikah mendambakan kehadiran buah hati ‘kan? Apakah itu menunda dulu atau enggak, yang pasti mereka mau punya keturunan dong. Namun di zaman now, sudah mulai bermunculan tuh pasangan suami istri yang enggak mau punya anak alias childfree.

 

Setelah Jepang dan Korea Selatan, Hongkong mulai dihantui berkurangnya populasi penduduk, lho. Pasalnya, perempuan-perempuan Hongkong lebih memilih berkarir daripada punya anak. Parahnya lagi, mereka merasa cukup memelihara kucing daripada punya baby (Detik.com, 19/5/2023) What?!

 

Berawal dari ditutupnya lima Sekolah Dasar (SD) pada awal Mei, menguak fakta bahwa angka kelahiran bayi di Hongkong yang semakin turun. Pada tahun 2017 ada 56.500 bayi yang lahir, dan pada tahun 2022 hanya 32.500 bayi yang lahir. Wow! Banyak juga ya, berkurangnya?

 

Banyak alasan yang dikemukakan perempuan di Hongkong untuk menolak punya anak. Salah satunya adalah biaya hidup yang semakin mahal. Alasan ini diakui oleh Ah Ying salah seorang manager pemasaran yang tidak mau punya anak karena khawatir anak-anaknya akan “dicuci” otaknya. Kekhawatiran Ah Ying beralasan sih, karena Beijing memperketat cengkeramannya melalui undang-undang keamanan nasional dan perombakan sistem pemilu untuk memastikan hanya ‘patriot’ yang memerintah kota.

 

Populasi Dunia Semakin “Sepi”

Bestie, sadar atau enggak, tren pasangan muda yang enggak mau punya anak ini berpengaruh kepada turunnya jumlah populasi dunia, lho. Gimana enggak turun, beberapa negara maju seperti di Eropa bahkan Asia sudah terlihat, kok. Generasi tua semakin banyak sedangkan yang mudanya semakin sedikit. Bahkan Hongkong termasuk yang tingkat kesuburannya paling rendah di dunia.

 

Dilansir dari BBC (23/5/2023), United Nations Population Fund bulan lalu, Hongkong juga bernasib paling buruk untuk tingkat kesuburan total atau TFR. Skor Hongkong 0,8 adalah yang terendah di dunia, diikuti oleh Korea Selatan pada 0,9, Singapura pada 1,0 dan Jepang pada 1,3. Sementara TFR idealnya berada di angka 2,1 agar populasi produktif relatif terjaga.

 

Parahnya lagi remaja di Hongkong sudah menyatakan enggak ada rencana memiliki anak. Sebuah survei pada 2023 oleh Asosiasi Pengembangan Wanita Hongkong (HKWDA) menunjukkan, lebih dari 70 persen responden berusia 18 tahun ke atas mengatakan enggak punya rencana untuk melahirkan (Welfare.id, 23/5/2023).

 

Ngeri ‘kan Bestie! Bayangkan kalau beberapa tahun ke depan, dunia lebih banyak dihuni kaum lansia, sedangkan kaum mudanya enggak ada karena enggak ada regenerasi. Wah, bakal kacau, nih! Efek domino dari kondisi ini akan terjadi. Mulai dari macetnya roda perekonomian sampai hilangnya penerus yang berprofesi tentara, polisi, tenaga ahli, ilmuwan, dll. Duh, bakal jadi apa dunia ini?

 

Semakin nyata, ya, sistem kapitalisme yang dianut oleh banyak negara di dunia ini enggak membawa kesejahteraan bagi penduduknya sama sekali. Biaya hidup mulai dari kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan yang semakin mahal, belum lagi beban pajak yang semakin mencekik, membuat orang berpikir beribu kali untuk punya keturunan. Akhirnya naluri kasih sayang yang seyogianya diberikan kepada buah hati dialihkan kepada hewan. Alasannya sederhana, enggak perlu biaya mahal kalau pelihara kucing misalnya.

 

Berbagai kebijakan tambal sulam yang digelontorkan oleh penguasa agar para pasangan mau punya momongan pun enggak berpengaruh, tuh. Mungkin mereka merasa kebijakan ini hanya bersifat temporal, sedangkan mengurus anak kan urusan long lasting, iya enggak?

 

Bonus Demografi Itu Menguntungkan, Lho!

Bestie, Islam punya pandangan yang unik tentang ini. Banyaknya jumlah penduduk adalah bonus luar biasa untuk sebuah negara. Bayangkan negara akan mempunyai tentara, polisi, tenaga kesehatan dan profesi lain dalam jumlah cukup. Tentu enggak lepas dari peran negara dalam menjamin kebutuhan hidupnya. Bahkan Rasulullah saw. bangga lho kalau jumlah umatnya banyak.

 

Rasulullah saw. berdabda: “Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

 

Terkait dengan biaya hidup, Allah Swt. sudah berjanji untuk memberikan rezeki kepada anak-anak. Allah Swt. berfirman dalam surah Al Isra ayat 32:

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.” 

 

Nah, inilah kesempurnaan Islam, Bestie. Islam menuntut seorang kepala negara untuk memastikan setiap individu rakyatnya terpenuhi kebutuhan dasarnya. Meskipun begitu, orang tua khususnya ayah harus berupaya menjemput rezeki Allah Swt. Kalau mekanisme ini berjalan berdasarkan keimanan dan ketakwaan, enggak ada lagi rasa takut punya anak iya ‘kan?

 

Jadi bagaimana nih, masih prefer have a cat to baby? Rugi!

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis