Permasalahan Sampah Tak Kunjung Usai

Oleh : Yumna Nur Fahimah

 

Lensa Media News – Timbunan sampah semakin menggunung di beberapa wilayah Kabupaten Bandung, Pemerintah daerah mengakui bahwa timbunan sampah tersebut merupakan masalah yang serius. Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyampaikan bahwa sampah yang dihasilkan per hari tinggi.

“Dengan jumlah penduduk mencapai 3,6 juta jiwa, sampah yang dihasilkan mencapai 1.200-1.500 ton per hari, khususnya sampah rumah tangga jika tidak ditangani dengan serius maka akan semakin berserakan dan menggunung di tiap sudut kota maupun jalan protokol,” ungkapnya. (Liputan6.com, 17/5/2023).

Dia mengklaim bahwa, Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan berbagai cara dan pendekatan untuk menangani sampah liar yang dibuang oleh warga baik di pinggir jalan protokol maupun di wilayah kosong.

“Salah satunya, kita bentuk Kader Edukasi Bandung Bedas Bebas Sampah (BBBS), ada juga yang ditempatkan di Program Pengembangan Pusat Edukasi Pengelolaan Sampah (Puspa)” katanya. (Liputan6.com, 17/5/2023).

Program ini bukanlah program pertama, sebelumnya sudah banyak program lain untuk menangani masalah sampah, diantaranya program daur ulang sampah, dibentuknya bank sampah, mengembalikan pengelolaan sampah ke desa atau kelurahan setempat sehingga iuran retribusi sampah juga naik, bahkan upaya pengolahan sampah menjadi gas metana yang dialirkan ke kompor. Sayangnya, program-program ini tak sedikit yang terkendala tidak adanya dana. Hal ini mengesankan pemerintah kurang serius dalam menangani tata kelola sampah.

Tidak tepatnya dalam mengelola sampah akan menimbulkan banyak masalah lain seperti pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan masyarakat, lingkungan menjadi kumuh dan tidak nyaman dalam beraktivitas di wilayah penuh sampah, serta berpotensi mengakibatkan banjir saat musim penghujan.

Permasalahan sampah yang tak kunjung usai ini hampir terjadi di seluruh kota-kota besar Indonesia. Penyebabnya tidak lain adalah karena penerapan sistem kapitalisme dengan prinsip sekularisme, yakni memisahkan keterikatan agama dan kehidupan.

Islam adalah agama yang mempunyai aturan lengkap dan sempurna di segala aspek kehidupan. Menjaga kebersihan merupakan bagian dari keimanan.

Dalam tata kelola sampah ini dibutuhkan sinergi antara masyarakat dan negara.

Memahamkan masyarakat tentang kebersihan dari aspek keimanan akan mendorong individu atau masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya kebersihan. Sehingga, individu dan masyarakat akan lebih memahami bagaimana memilah, mengelola, dan mengurangi sampah.

Kemudian negara akan meningkatkan perannya dalam pelayanan dan perlindungan masyarakat dalam pengelolaan sampah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, seperti sistem tata kelola sampah yang baik, penyediaan fasilitas dan infrastruktur, juga kesejahteraan para petugas sampah. Dengan kas yang dimiliki, negara akan memfasilitasi dan mendanai seluruh kebutuhan dalam mengurus kebutuhan rakyat.

Negara juga akan melakukan pengawasan dan menjatuhkan sanksi tegas sebagai penegak hukum kepada setiap pelaku perusakan dan pencemaran lingkungan sehingga menimbulkan efek jera.

Dengan diterapkannya sistem Islam kaffah dalam suatu negara sebagai solusi setiap permasalahan kehidupan, maka akan terurai pula masalah-masalah dalam tata kelola sampah yang selama ini tak kunjung usai. Dimana pengawasan dan tanggung jawab dalam tata kelola ini tidak hanya disandarkan kepada manusia saja, melainkan kesadaran akan pertanggungjawaban kepada Allah SWT di akhirat kelak.

Maka sudah saatnya menerapkan Islam secara keseluruhan di dalam seluruh aspek kehidupan, agar terwujud lingkungan yang bersih, indah, dan nyaman. Selain itu, akan tercipta pula masyarakat yang cinta akan kebersihan, bukan hanya karena dorongan duniawi semata, tetapi juga karena dorongan keimanan dan ketakwaannya yang melandasinya dalam kehidupan.

Wallahu a’lam bishawab

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis